Salin Artikel

WN Amerika di Bali Mengaku Depresi Usai Merasa Dituduh Bunuh Kekasih, Dideportasi karena "Overstay"

Kepada petugas Imigrasi, turis perempuan ini mengaku tidak sempat memperpanjang izin tinggal usai kekasihnya yang berinisial MH (48), tewas bunuh diri sebuah rumah di Kuta Selatan, Badung, Bali, pada Kamis (13/1/2022).

Setelah kejadian itu, EMD mengalami gangguan kesehatan dan trauma lantaran disorot oleh media. Ia merasa dituduh sebagai pelaku pembunuhan terhadap kekasihnya itu.

Namun, berdasarkan hasil penyelidikan pihak Polresta Denpasar, MH dipastikan tewas bunuh diri. Kesimpulan ini dikuatkan oleh hasil otopsi dan analisa rekaman CCTV di lokasi kejadian.

"EMD sempat trauma karena merasa dituduh sebagai pelaku pembunuhan terhadap tunangannya itu. Atas kejadian tersebut tidak sedikit media lokal dan media asing pun sempat memberitakan dirinya kala itu," kata Kepala Kanwil Kemenkumham Bali, Romi Yudianto dalam keterangan tertulis pada, Kamis (26/10/2023).

Romi mengatakan, turis perempuan ini diamankan setelah adanya laporan masyarakat yang menganggap keberadaannya meresahkan.

Dia kemudian didetensi (penahanan) di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Denpasar pada 06 Oktober 2023.

"EMD telah melampaui izin tinggal (over stay) selama 7 bulan 10 hari," kata dia.

Dalam kasus ini, EMD dideportasi lantaran melanggar Pasal 78 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian akibat kealpaannya memperpanjang izin tinggal.

Proses pendeportasian terhadap EMD baru terlaksana setelah pihak Konsulat Amerika Serikat bersedia membiayai tiket pesawat dengan skema pinjaman.

Selanjutnya, EMD dideportasi melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali dengan tujuan akhir Dallas Fort Worth International Airport, pada 25 Oktober 2023.

"WNA yang telah dideportasi tersebut akan dimasukkan dalam daftar penangkalan ke Direktorat Jenderal Imigrasi dengan melihat dan mempertimbangkan seluruh kasusnya," kata Romi.

Sementara berdasarkan hasil penyelidikan polisi, peristiwa meninggalnya kekasih EM, MH pertama kali diketahui oleh EM.

Saat itu keduanya diketahui sedang bermalam di sebuah rumah di kawasan Kuta Selatan, Kamis (13/1/2022). Sekitar pukul 01.47 Wita, EM melihat korban seperti orang kebingungan dan mondar-mandir di teras depan rumah.

Kemudian, EM memilih tak menghiraukan tingkah korban dan memilih bersantai di luar rumah. Namun, saat akan masuk ke dalam kamar, pintu kamar sudah terkunci dengan korban yang ada di dalam.

Melihat pintu kamar yang terkunci, EM kemudian mencoba melihat kondisi kamar melalui jendela.

Dia pun kaget melihat korban tergeletak di dalam kamar dan di sampingnya terlihat pisau dapur. Dia lalu meminta bantuan ke pemilik rumah untuk mengevakuasi korban.

Dari hasil otopsi RSUP Prof Ngoerah (Sanglah) Denpasar ditemukan sebanyak 10 luka pada tubuh MH. Luka tersebut terdapat di area perut, dada, dan leher.

Luka pada leher itu diketahui tidak terlalu dalam yang menunjukkan ada keraguan. Sehingga disimpulkan, korban tewas karena murni bunuh diri.

https://denpasar.kompas.com/read/2023/10/26/135951678/wn-amerika-di-bali-mengaku-depresi-usai-merasa-dituduh-bunuh-kekasih

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com