Salin Artikel

Kematian Mahasiswa Asal Taput di Bali Masih Misteri, Polisi Periksa 6 Saksi dan Tunggu Hasil Otopsi

KOMPAS.com - Tewasnya mahasiswa asal Tapanulis Utara (Taput), Sumatera Utara berinisial ASN di kamar kosnya di Jalan By Pass Ngurah Rai, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali masih menjadi misteri.

Polisi belum dapat menjelaskan penyebab kematian mahasiswa berusia 23 tahun tersebut.

Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Losa Lusiano Araujo mengatakan, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan awal terhadap jenazah korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

"Dari hasil penyelidikan awal belum ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. (Korban tewas diduga) lebih kurang dua hari (sebelum ditemukan)," kata dia Markas Polresta Denpasar pada Jumat (24/11/2023).

Ia mengatakan, penyidik masih menunggu hasil otopsi untuk memastikan penyebab kematian korban.

Seiring dengan itu, polisi juga telah mengamankan barang bukti di lokasi kejadian dan memeriksa enam orang saksi.

"Sampai saat ini untuk pemeriksaan saksi-saksi masih kami dalami, untuk terkait dari adanya dugaan, masih kami dalami, tentunya kami masih menunggu hasil otopsi," kata dia.

Losa mengatakan, surat pernyataan penolakan untuk dilakukan otopsi di Bali ditandatangani ayah korban sendiri. Namun, Ia masih enggan membeberkan alasan penolakan otopsi orangtua korban tersebut.

"(Penolakan otopsi di Bali) Itu alasan pihak keluarga, kami ga bisa menjelaskan secara rinci nanti pihak korban," kata dia.

Keterangan mantan pacar

Baru-baru ini juga muncul keterangan dari mantan pacar ASN, Angelina yang mengaku sudah cukup lama putus komunikasi dengan korban.

Namun ia mengaku sempat mendengar ASN mengeluh mengenai masalah utang yang sedang dihadapinya.

ASN diduga terlilit utang namun Angelina tidak mengetahui pasti utang kepada siapa dan berapa jumlahnya.

"Sepertinya iya (terlilit utang), cuma saya juga kurang tahu," kata Angel kepada teman Aldi, inisial D, dikutip dari TribunnewsBogor.com.

Dia mengaku terakhir berkomunikasi dengan korban pada 4 November.

"Kami kenal hanya 3 bulan saat saya magang di Bali setelah itu LDR," jelasnya.

Menurutnya, ASN memang jarang membalas pesan darinya dan akhirnya ingin putus dari korban.

Kronologi temuan jasad

Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi menerangkan, jasad korban ditemukan pertama kali oleh pemilik kos, Nyoman Risup Artana (43).

Artana mulanya curiga dengan kondisi di sekitar kamar korban yang dipenuhi oleh lalat hijau. Kemudian ia mengetuk pintu kamar kos namun tak kunjung mendapat respons.

"Nyoman Risup Artana yang curiga terhadap sekitar kamar korban yang dipenuhi lalat hijau berusaha mengetuk pintu kamar kos korban tetapi tidak ada respon," ungkap AKP I Ketut Sukadi, Rabu (22/112023).

Artana makin curiga karena melihat darah yang keluar dari bawah pintu kamar kos.
Ia kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Kuta Selatan.

"Setelah petugas kepolisian datang, kamar kos dibuka dengan bantuan tukang kunci karena terkunci dari dalam," ujarnya.

Kata Sukadi, saat ditemukan korban dalam keadaan terlilit tali tampar atau tambang plastik.

Tubuh korban ditemukan tergantung dengan posisi bersandar di pintu kamar. Sementara kedua kakinya disebut menyentuh lantai.

Selain itu, hidung korban dikatakan mengeluarkan darah, adanya proses pembengkakan, dan kulit korban mengeluarkan cairan.

“Korban tergantung nyandar di pintu kamar dengan kedua kaki nyentuh lantai. Korban sudah mengeluarkan darah dari hidung dan mayat ditemukan proses pembengkakan dan kulit mengeluarkan cairan,” jelasnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Polisi Sebut Aldi Nababan Ditemukan Tewas Terlilit Tali di Kamar Kos, tapi Kakinya Menyentuh Lantai

Dan sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Terkuak Fakta Baru Kasus Aldi Nababan, Sang Pacar Singgung Masalah Utang: Ngeluh Banyak Pikiran

https://denpasar.kompas.com/read/2023/11/25/074703978/kematian-mahasiswa-asal-taput-di-bali-masih-misteri-polisi-periksa-6-saksi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke