Salin Artikel

Sampah Plastik Jadi Ancaman Ekosistem Mangrove di Tahura Ngurah Rai Bali

DENPASAR, KOMPAS.com - Sampah plastik masih menjadi salah satu ancaman utama ekosistem mangrove di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Denpasar, Bali.

Analis Rehabilitasi dan Konservasi Tahura Ngurah Rai I Made Yuda Wibawa mengatakan, penanganan sampah plastik di kawasan mangrove ini sulit teratasi karena sumbernya belum ditangani dengan baik.

Apalagi, kawasan Tahura Ngurah Rai menjadi hulu dari beberapa sungai yang melewati Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, yang diduga menjadi sumber sampah plastik.

"Ini masalah penanganan sampah plastik di dalam kawasan, itu yang menjadi penting sekarang. Sampah plastik ini karena kita berada di hulu sungai yang melewati Kota Denpasar dan kabupaten Badung, yang kemungkinan menjadi sumber sampah," kata dia usai penanaman bibit mangrove bersama Bank BRI di Benoa, Denpasar, Bali, pada Senin (4/12/2023).

Ia mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan berbagai cara untuk membersihkan sampah plastik yang tersangkut di hamparan hutan mangrove. Di antaranya, melibatkan beberapa komunitas dan masyarakat di sekitar. Namun tetap tidak menyelesaikan persoalan tersebut.

"Kalau masalah pembersihan kita tidak masalah artinya kita bisa membersihkan sampah plastik dalam kawasan, namun karena sumbernya tidak bisa ditangani sehingga ada aja sampah di dalam kawasan," kata dia.

Selain mengancam ekosistem mangrove, lanjut Yuda, keberadaan sampah plastik ini juga bisa menyebabkan berkurangnya penghasilan ekonomi masyarakat sekitar.

"Kita bekerja sama dengan kelompok nelayan yang beraktivitas di situ, kita legalkan mereka beraktivitas salah satunya ruang lingkup kerja sama dengan mereka ada pembersihan sampah jadi mereka setiap hari," kata dia.

"Karena kalau ada sampah di sekitar mereka sumber perikanan yang menjadi andalan mereka jauh menurun. Contohnya, kepiting bakau kalau sampahnya banyak bahkan membeludak, kepiting bakau itu tidak akan keluar," sambungnya.

Namun, pengolahan hasil mangrove tersebut tidak dilakukan secara besar-besaran dan dibatasi agar buahnya tetap ada untuk perkembangbiakan secara alami.

"Untuk kita sebut itu hasil hutan bukan kayu nah ini berupa buah-buahan, daun, mereka olah menjadi bahan makanan atau minuman. Itu kita latih mereka untuk meningkatkan pendapatan mereka dari sisi ekonominya," kata dia.

Sebagai informasi, Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggandeng startup urun dana dan tokoh publik menanam 33.000 bibit mangrove secara serentak di lima daerah, yakni di Denpasar, Sorong, Makassar, Lampung dan Semarang, pada Senin.

Kegiatan ini disebut sebagai manifestasi nyata dan komitmen BRI untuk menjalankan program BritAma Tanam Kebaikan. Sebab, mangrove berperan sangat penting dalam menjaga kelestarian bumi.

https://denpasar.kompas.com/read/2023/12/04/191325678/sampah-plastik-jadi-ancaman-ekosistem-mangrove-di-tahura-ngurah-rai-bali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke