Salin Artikel

Berkaca dari Erupsi Gunung Marapi, Wapres: Jangan Sampai Ada Bahaya, tapi Tak Ada Peringatan

BADUNG, KOMPAS.com - Gunung Marapi di perbatasan Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, mengalami erupsi sejak Minggu (3/12/2023).

Dalam peristiwa tersebut, tercatat 22 orang meninggal dunia dan baru 16 jenazah yang sudah teridentifikasi.

Berkaca dari insiden ini, Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta pemerintah daerah, khususnya di daerah yang terdapat gunung api untuk berkerja sama dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM.

Sehingga, PVMBG dan Pemda wajib mengeluarkan peringatan serta pelarangan pendakian jika terdeteksi bahaya atau meningkatnya aktivitas vulkanik gunung api.

"Supaya mereka kerja sama untuk terus memantau jangan sampai nanti akan terjadi berbahaya tidak ada warning yah untuk pelarangan," kata dia di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali, Rabu (6/12/2023).

Ma'ruf juga menyayangkan adanya alat deteksi di Gunung Marapi yang diduga dicuri orang, sehingga tidak ada peringatan kepada para pendaki pada saat Gunung Marapi hendak meletus.

"Itu tadi dikatakan ada yang dicuri yah itu supaya pengamanannya. Hal-hal ini ke depannya harus dibenahi hal-hal yang bisa mencegah kemungkinan terjadinya pendakian pada saat yang terjadi berbahaya," katanya.

Ia meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat bersama Kabupaten Agam dan Tanah Datar untuk mempercepat evakuasi terhadap para korban. Serta, segera mengeluarkan peringatan berupa larangan pendakian di gunung api tersebut.

"Saya kira pertama tentu korban-korban itu segera dievakuasi, BPBD provinsi dan juga kabupaten Agam dan Tanah Datar ini supaya segara dievakuasi dan kedua juga melarang masyarakat mendaki ke daerah yang berbahaya," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, tim pencarian korban erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat, sampai pada Rabu (6/12/2023), telah mengevakuasi 22 jenazah.

Seluruh korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Ahmad Muchtar Bukittinggi untuk diidentifikasi.

Dari jumlah tersebut, terdapat 16 orang telah diidentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar, sedangkan sisanya masih dalam proses.

Hingga saat ini, terdapat satu orang korban yang dilaporkan hilang dan masih dilakukan pencarian.

"Tim tadi sudah naik lagi menyisir mencari satu korban lagi," kata Ketua DVI Polda Sumbar, Kombes Pol Lisda Cancer saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/12/2023).

https://denpasar.kompas.com/read/2023/12/06/145014678/berkaca-dari-erupsi-gunung-marapi-wapres-jangan-sampai-ada-bahaya-tapi-tak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke