Salin Artikel

Menparekraf Sebut "Serangan" Lalat di Kintamani Dampak Ekonomi Hijau

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkapkan, banyak lalat di Kintamani tersebut merupakan dampak dari konsep ekonomi hijau lantaran petani setempat mengunakan pupuk kotoran ayam.

"Ini ternyata ada semacam penggunaan pupuk dari kotoran ayam dan tentunya ini kita berkoordinasi ini sangat memudahkan para petani dan sangat efektif dalam konsep ekonomi hijau," kata Sandiaga Uno sai menghadiri acara Kelana Nusantara di Badung, Bali, pada Kamis (11/1/2024).

Menurutnya, ada efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan bahan nonkimia tersebut.

"Karena mengunakan bahan-bahan nonkimia, ternyata ada dampak dari segi perkembangbiakan lalat yang masif di sana," lanjut Sandiaga.

Dengan adanya fenomena ini, Sandiaga meminta para pengelola wisata setempat tetap menerapkan standar kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan atau Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE).

Selain itu, pemerintah daerah setempat juga telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menangani kondisi ini.

"Harus diterapkan cleanliness, health, safety, environment sustainability, ini walaupun berkelanjutan tapi dampak lalat yang khawatirnya nanti akan menimbulkan penyakit," kata dia.

Seperti diketahui, fenomena lalat di Kintamani ini ramai diperbincangkan usai sebuah video yang memperlihatkan sebuah sepeda motor dikerumuni lalat, viral di media sosial Instagram beberapa waktu terakhir.

Peristiwa itu terjadi di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.

https://denpasar.kompas.com/read/2024/01/11/125349378/menparekraf-sebut-serangan-lalat-di-kintamani-dampak-ekonomi-hijau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke