Salin Artikel

Vila di Tabanan Bali Longsor, 2 Turis Asing Tewas Tertimbun dalam Posisi Tidur

Identitas Luciano diketahui dari SIM Belanda miliknya yang ditemukan petugas yang melakukan evakuasi di Vila Yeh Baat.

Saat ditemukan, keduanya dalam kondisi tanpa busana. Namun pihak kepolisian masih belum bisa memastikan kedua korban pasangan suami istri atau pasangan kekasih.

"Itu yang kami belum tahu. Dan, saat ditemukan dalam telanjang," kata Kapolsek Penebel AKP I Gusti Kade Alit Mudiarsa, Kamis (14/3/2024).

Ia menduga vila tempat kedua korban menginap tergerus tanah longsor karena di atasnya terdapat saluran irigasi.

"Di atas vila itu ada saluran irigasi mungkin saluran itu ada bocor atau bagaimana dan sudah lama akhirnya kemarin puncaknya, tergeruslah," ujarnya.

Menurutnya saat longsor terjadi, cuaca sedang tidak dalam kondisi hujan, hanya saja angin bertiup kencang.

Sementara material bangunan vila yang digunakan menginap terbuat dari bambu.

Dari keterangan saksi, pada Rabu malam sekitar pukul 20.00, petugas vila sempat mengingatkan kedua korban agar tak menginap di tempat tersebut karena kondisi listrik sedang padam dan angin kencang.

Namun kedua korban tetap menginap dan identitasnya tidak tercatat karena listrik dalam kondisi mati.

"Sebenarnya sudah tidak diizinkan menginap, karena pada saat malam itu sekitar jam 20.00 itu listrik sedang padam dan ada angin kencang. Tapi (korban) sudah mondar-mandir," ujarnya.

"Tetapi selang beberapa menit datang lagi memastikan bahwa dia langsung check in dan karena listrik mati belum bisa diregistrasi makannya identitasnya tidak diketahui atau tidak dicatat," ujarnya.

“Mereka ditemukan dalam posisi tertidur,” tambah dia.

Keterangan pemilik vila

Pemilik vila, Nyoman Ayu Suratnasih menuturkan, bahwa kedua korban datang Rabu malam pukul 20.00 Wita.

Saat itu listrik di vila padam dan angin bertiup kencang.

Menurutnya, kedua korban datang dengan mengendarai motor dan keduanya mondar-mandir kebingungan karena kesulitan mencari tempat menginap.

“Awalnya mereka ingin melihat kamar saja. Tapi setelah melihat, mereka ingin menginap. Karena lampu mati, sempat ditolak. Tapi dipersilahkan menunggu di sini sampai jam 9 malam,” ucap dia.

Kesepakatan awal, jika sampai jam sembilan malam lampu tak menyala, maka kedua korban akan kembali ke tempat mereka menginap yakni di Sanur, Denpasar.

Namun saat itu lampu masih dalam kondisi padam dan angin sangat kencang. Petugas pun mengizinkan kedua korban untuk menginap dengan catatan pada Kamis pagi, keduanya harus mengurus proses cek in vila.

“Jadi mereka itu datang dengan menggunakan sepeda motor, dari keterangan karyawan mereka (korban) dalam kondisi kelelahan,” ungkapnya.

Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Tabanan, Nyoman Srinada Giri mengatakan, bahwa longsoran terjadi dengan ketinggian 30 meter dan lebar 20 meter.

“Evakuasi tidak lama. Kurang lebih satu jam. Tidak sulit menemukan korban. Kalau kejadian diperkirakan jam 4 subuh. Dugaan karena luapan air yang merongrong tanah yg ada di bawah. Luapan air pam, tepatnya,” bebernya.

Setelah berhasil dievakuasi, kedua korban langsung dibawa ke RSUP Prof DR dr IGNG Ngoerah atau RSUP Sanglah Denpasar.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hasan | Editor; Pythag Kurniati, Farid Assifa), Tribun Bali

https://denpasar.kompas.com/read/2024/03/15/065600478/vila-di-tabanan-bali-longsor-2-turis-asing-tewas-tertimbun-dalam-posisi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke