Salin Artikel

Cerita di Balik 28 Jam Evakuasi Jenazah Pendaki di Gunung Agung Bali

KOMPAS.com - Tim Search dan Rescue (SAR) berhasil mengevakuasi jasad pendaki di Gunung Agung, Bali, Kamis (14/3/2024).

Namun demikian, Koordinator Pencarian dan Pertolongan SAR Kabupaten Karangasem, I Gusti Ngurah Eka Widnyana mengatakan, tim SAR alami kendala cuaca dan medan. 

Akibatnya, para relawan harus menempuh perjalanan lebih kurang 9 jam. Menurut Widyana, tim sampai di Pos Pengubengan pada Kamis pagi sekitar pukul 07.12 Wita. 

"Kita alami kendala cuaca saat proses evakuasi. Kabut tebal, angin tiup kencang, gerimis. Ini yang membuat evakuasi terlambat sampai ke bawah. Proses evakuasi dilakukan secara estafet saat turun ke bawah," ungkap Gusti Ngurah, Kamis (14/3/2024).

Selain itu, total waktu proses evakuasi jenazah atas nama Alexander Bimo Haryotedjo (60) diperkirakan mencapai 28 jam. 

Sementara itu, Kepala Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya menjelaskan, kabut tebal juga menjadi kendala relawan. 

Jarak pandang petugas terbatas dan diperikirakan hanya 1 meter. Ia mengatakan jenazah korban ditandu dari ketinggian sekitar 2.833 meter di atas permukaan laut (mdpl). 

"Melihat situasi dan kondisi di lokasi, kembali diberangkatkan enam personel dari Kantor Basarnas Bali yang berlokasi di Jimbaran. Setibanya di Pos Pengubengan, mereka melanjutkan naik menyusul tim sebelumnya," ujarnya, dikonfirmasi Kamis (14/3/2024).

Sidakarya menambahkan, hal kondisi medan itu membuat relawan ekstra hati-hati. Regu 1 dan regu 2 turun terlebih dahulu, dan upaya evakuasi dilanjutkan regu 3 dan regu 4. 

"Tadi pagi sekitar pukul 07.12 Wita jenazah korban telah tiba di Pos Pengubengan. Selanjutnya dibawa menuju RSUD Karangasem dengan menggunakan mobil jenazah," lanjutnya. 

Seperti diberitakan sebelumnya, tim SAR mendapat informasi bahwa seorang pria ditemukan meninggal di puncak Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali pada Selasa (12/3/2024) siang. 

Saat ditemukan, korban mengenakan jaket dan celana panjang warna hitam, rambut beruban dan membawa tas warna hijau tanpa membawa identitas. 

Sebelumnya sudah diedarkn informasi larangan untuk melakukan pendakian karena adanya upacara keagamaan Ida Batara Turun Kabeh. 

(Penulis: Hasan | Editor: Andi Hartik), Tribun Bali

https://denpasar.kompas.com/read/2024/03/15/174759378/cerita-di-balik-28-jam-evakuasi-jenazah-pendaki-di-gunung-agung-bali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke