Salin Artikel

Mengenal Tradisi Megibung Saat Ramadhan di Kampung Islam Kepaon Denpasar

DENPASAR, KOMPAS.com - Sesaat setelah buka puasa bersama, beberapa kelompok anak-anak, remaja hingga orangtua duduk bersila dalam bentuk lingkaran di teras Masjid Al-Muhajirin Kepaon, Jalan Raya Pemongan, Kelurahan Kepaon, Denpasar, Bali.

Di tengah lingkaran yang tak mengenal usia ini terdapat gundukan nasi, berbagai jenis olahan ayam dan telur, sayur urap, dan sambel terasi yang disajikan di atas nampan.

Anak-anak tampak makan sesuap demi sesuap dengan tertib, meski makanan di hadapannya cukup menggugah selera usai berpuasa. Sedangkan, para orang dewasa makan sembari diselingi obrolan-obrolan ringan.

Itulah budaya makan bersama di Kampung Muslim Kepaon yang disebut Megibung. Tradisi yang diwariskan secara turun-temurun sejak ratusan tahun lalu ini digelar tiga kali setiap 10 hari selama bulan Ramadhan.

"Kenapa setiap 10 hari sekali, karena Al Quran itu terdiri dari 30 juz. Dibaca setiap malam 3 juz, akhirnya setiap 10 hari sekali kita mengadakan khatam," kata Haji Padani, tokoh budaya setempat, Senin (1/4/2024).

Ia menjelaskan, tradisi megibung ini merupakan bentuk rasa syukur karena sudah khatam atau membaca Al Quran hingga 30 juz selama bulan Ramadhan.

Sedangkan, tradisi megibung saat bulan Ramadhan merupakan warisan akulturasi budaya Islam dan Bali sejak Kampung Kepaon terbentuk ratusan tahun silam.

Dalam pelaksanaannya, menu megibung disiapkan oleh warga secara sukarela yang dibagi menjadi tiga pemaksan atau kelompok.

Megibung pada 10 hari pertama disediakan pemaksan kelod atau selatan. Kemudian, pada hari ke-20 oleh pemaksan tengah dan terakhir oleh pemaksan kaja atau utara.

Kampung Islam Kepaon memang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan kampung-kampung muslim lainnya di Bali.

Meski kawasan ini ditinggali oleh suku Melayu, Madura dan Bugis, mereka tetap menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa kesehariannya.

Ia mengatakan, secara historis terbentuknya Kampung Islam Kepaon sangat erat kaitannya dengan Kerajaan Badung atau yang kerap disebut Puri Pemecutan.

Hingga kini, masyarakat Kepaon masih menjalin hubungan baik dengan Puri Pemecutan seperti hadirnya warga Kampung Kepaon di undangan upacara-upacara dari Puri Pamecutan.

Selain itu, bentuk harmonisasi masyarakat Islam Kepaon dan saudaranya yang beragama Hindu Bali dipraktikkan dalam tradisi Ngejot (memberi makanan) kepada satu sama lain.

"Islam masuk ke Kepaon ini pada abad 17 sudah masuk sini. Jadi megibung ini tradisi Bali, kami orang Kepaon sudah orang Bali. Jadi apa pun tradisi di Bali masuk di sini," kata dia.

https://denpasar.kompas.com/read/2024/04/01/184044578/mengenal-tradisi-megibung-saat-ramadhan-di-kampung-islam-kepaon-denpasar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke