Salin Artikel

Antrean Kendaraan ke Pelabuhan Gilimanuk Mengular hingga 4,3 Km

Kepala Polisi Resor (Kapolres) Jembrana AKBP Endang Tri Purwanto mengatakan kepadatan arus lalu lintas itu terjadi di sepanjang Jalan Denpasar-Gilimanuk mulai dari Hutan Cekik hingga Pelabuhan Gilimanuk.

Jika dilihat dari Google Maps, jarak pelabuhan Gilimanuk hingga Hutan Cekik mencapai 4,3 km. 

"(Antrean kendaraan) padat, antrean sampai ke Hutan Cekik. Sejak, Minggu, tengah malam tadi," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Minggu.

Ia mengungkapkan antrean kendaraan ini terjadi karena para pemudik dari Denpasar dan sekitarnya datang berbarengan sejak Sabtu (6/4/2024) malam.

Saat ini, pihaknya telah menerapkan sistem penundaan melalui penyediaan zona penyangga atau buffer zone agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di dalam dermaga.

"Ini nggak bisa diurai karena perubahan moda transportasi dari transportasi darat untuk menuju transportasi laut. Berarti kan tinggal memastikan antrian tidak saling serobot,"

"Kalau saling serobot terjadi stagnasi dalam arti kuncian. ini sudah tidak ada kuncian semuanya sudah masuk sesuai dengan line-nya mulai dari line antrian di pelabuhan kemudian ada namanya buffer zone," kata dia.

Ia mengungkapkan kendaraan yang datang terlebih dahulu diarahkan ke area Terminal Kargo (buffer zone). Kendaraan lalu dibagi dalam empat garis antrean, yakni garis satu dan dua untuk sepeda motor dan mobil yang sudah memiliki tiket.

Kemudian, untuk kendaraan yang belum memiliki tiket diarahkan ke area garis tiga dan empat yang sudah disediakan loket.

"Nanti di dalam antre lagi, jadi antreannya memang banyak. namanya buffer zona itu kan supaya menghindari penumpukan yang berlebih di pelabuhan yang mengakibatkan saling serobot," kata dia.

Endang mengatakan antrean ini bisa memakan waktu empat sampai lima jam tergantung kondisi kepadatan kendaraan.

Saat ini, ada 31 armada kapal yang beroperasi dengan rata-rata jadwal bongkar muat kapal reguler menghabiskan waktu sekitar 12 menit. Sedangkan kapal besar selama 30 menit.

Sejak 31 Meret hingga 6 April 2024, jumlah penumpang yang tercatat telah menyebrang dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang mencapai 236. 070 orang. Sementara total jumlah kendaraan 71.681 unit

"Pergelaran kekuatan saya itu di lokasi setiap hari itu ratusan (personel) itu memastikan antrean itu tidak saling serobot mulai dari pintu masuk pelabuhan sampai dengan Hutan Alas Cekik," kata Endang.

https://denpasar.kompas.com/read/2024/04/07/145425578/antrean-kendaraan-ke-pelabuhan-gilimanuk-mengular-hingga-43-km

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com