"Saya yakin (penganiaya anak saya) lebih dari satu, Pak (Menhub)," kata Rusmini sambil menangis di hadapan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang berkunjung ke rumah duka, Desa Gunaksa, Kecamtan Dawan, Klungkung, Bali, Kamis (9/5/2024).
Rusmini kemudian bercerita mengenai keadaan tubuh putranya yang mengalami luka parah.
"Enggak mungkin (hanya satu pelaku), hidungnya berdarah, bibirnya sampai hancur," ujar dia.
Kepada Menhub, Rusmini minta semua pelaku yang terlibat dalam kematian putranya diadili.
"Mohon pelaku ditangkap, beri kami keadilan seadil-adilnya, Pak," ratap Rusmini.
Menanggapi hal tersebut Menhub mengaku kasus tersebut sudah ditangani oleh kepolisian.
Untuk diketahui, sudah ada empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Mulanya polisi menetapkan satu senior bernma Tegar Rafi Sanjaya (21) sebagai tersangka.
Satreskrim Polres Jakarta Utara lalu menetapkan tiga tersangka baru yang juga merupakan taruna STIP berinisial A, W, dan K.
Kebijakan baru, salah satunya atribut
Menindaklanjuti insiden tersebut, Menhub menegaskan akan menghilangkan atribut kepangkatan untuk memutus rantai senioritas di sekolah kedinasan itu.
"Atribut ini juga membuat adanya gap senior dan junior, oleh karenanya serta merta minggu depan semua atribut kita hilangkan," tandas Menhub usai melayat ke rumah duka.
Selain ketentuan pemakaian seragam di sekolah kedinasan itu, taruna dan taruni tidak diwajibkan untuk tinggal di asrama.
Mereka bakal ditempatkan di rumah kos yang dekat dengan kampus.
"Kami akan membuat suatu yang lebih humanis. Satu hari pakaian putih, satu hari pakaian batik, di hari libur mereka pakai pakaian bebas," ujar dia.
Tak hanya itu Menhub juga akan mengevaluasi dan mengubah kurikulum. Budi Karya juga berencana menunda penerimaan mahasiswa baru untuk angkatan 2024-2025.
"Dalam jangka pendek, kami akan mempertimbangkan untuk melakukan moratorium di satu angkatan itu kita enggak terima. Tujuannya agar memutus tradisi jelek sehingga tidak ada lagi istilah senior dan junior," kata dia.
Taruna tewas dianiaya senior
Penganiayaan yang menyebabkan tewasnya Putu terjadi pada Jumat (3/5/2024).
Putu dibawa ke toilet dan dipukul di bagian ulu hati. Senior Putu juga menarik lidah Putu sampai jalur pernapasannya tertutup dan tewas.
Polisi menetapkan Tegar sebagai tersangka yang memukul Putu. Kemudian tiga tersangka lainnya A, W, dan K maaing-masing berperan, memanggil Putu, mengawasi saat kejadian, dan melakukan provokasi.
Sumber: Kompas.com (Yohanes Valdi Seriang Ginta)
https://denpasar.kompas.com/read/2024/05/10/123243478/menangis-di-hadapan-menhub-ibu-taruna-stip-saya-yakin-penganiaya-anak-saya