Menurutnya, hal tersebut yang menyebabkan pemetaan laut di wilayah Indonesia baru mencapai 19 persen.
Padahal, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari 75 persen perairan dan 17.500 pulau, dengan garis pantai sepanjang 108.000 kilometer.
“Saya pikir Indonesia harus lebih agresif tidak bisa hanya menunggu. Masa negara sebesar kita ini tidak punya kapal untuk penelitian."
"Menurut saya ya memalukan," kata Luhut, saat konferensi pers Ekspedisi bersama Indonesia-OceanX, di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (15/5/2025).
Luhut mengatakan keberadaan kapal riset laut ini sangat penting karena perairan Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati belum tereksplorasi secara maksimal, khususnya laut dalam.
Oleh karena itu, Luhut akan mendorong presiden terpilih Prabowo Subianto untuk membeli kapal riset laut berskala canggih.
Salah satu kapal yang menjadi percontohan adalah kapal OceanXplorer (kapal eksplorasi), milik organisasi nirlaba eksplorasi laut global.
Kapal ini senilai Rp 3,5 triliun dengan dana operasional Rp 8 miliar per hari.
"Dulu kan semua bicara anggaran, apakah ini prioritas buat kita. Kalau menurut saya, saya akan mendorong ke Pak Prabowo (membeli kapal seperti itu), biarlah ini menjadi prioritas karena ini kan harganya 200 juta dollar atau 3,5 triliun," katanya.
Diketahui, kapal OceanX ini dilengkapi teknologi mutakhir mensurvei beragam situasi lingkungan laut, termasuk habitat laut dalam, dangkal, dan pesisir.
Kecanggihan kapal ini di antaranya memiliki remote operated vehicle (ROV) atau alat yang mampu menyelam di kedalaman hingga 6.000 meter.
Kapal ini memiliki ruang bagi operator, peneliti dan laboratorium di dalamnya.
"Kita tidak bikin semewah dia, tapi teknologinya harus betul-betul teknologi yang paling mutakhir dari situ anak-anak muda Indonesia nanti akan belajar mengenai bangsa ini, (itu kapal) seperti universitas terapung," sambung Luhut.
Sebagai informasi, Ekspedisi bersama Indonesia-OceanX dimulai pada 8 Mei 2024 di Batam, Kepulauan Riau. Ekspedisi akan berlanjut ke Bitung, Sulawesi Utara hingga 25 Agustus 2024.
Ekspedisi ini untuk melakukan penelitian ilmiah, program pendidikan, dan mengembangkan konten inspiratif yang akan meningkatkan pemahaman dan kepedulian terhadap laut, sekaligus mengembangkan kapasitas nasional.
Penelitian akan mencakup berbagai bidang penting, termasuk investigasi zona megathrust untuk menyempurnakan model gempa bumi dan tsunami.
Selain itu, penelitian perikanan di Sumatera Barat untuk meningkatkan pemahaman dan memandu keputusan pengelolaan dan eksplorasi potensi keanekaragaman hayati serta penilaian dampak terhadap manusia.
https://denpasar.kompas.com/read/2024/05/15/151919178/negara-maritim-tapi-belum-ada-kapal-riset-laut-canggih-luhut-memalukan