Megawati menyampaikan hal tersebut dalam Rakernas ke-V PDI-P di Ancol, Jakarta Utara, Minggu (26/5/2024).
Tak hanya mengomentari pariwisata Bali, Megawati juga menyebutkan bahwa kafe-kafe di Bali menjadi sarang narkoba.
Menurur Koster, kritikan tersebut bermakna positif agar pariwisata di Bali semakin tertata.
"Memang sudah ada Perda dan Pergub tata kelola pariwiata, tapi belum bisa diterapkan kemarin karena kan baru berakhir Covid-19, pariwisata mati selama hampir tiga tahun," ungkap Koster di Denpasar, Selasa (28/5/2024), seperti dikutip dari Antara.
"Kalau di saat baru pulih kami kontrol terlalu ketat nanti tidak bisa pulih pariwisata," lanjutnya.
Namun dia sepakat bahwa pariwisata Bali harus ditata kembali supaya sesuai aturan di daerah yang berbasis budaya.
Terkait menjamurnya kafe yang disebut Megawati sebagai sarang narkoba, Koster mengaku pembangunan kafe adalah kewenangan kabupaten atau kota.
Dia pun akan berkolaborasi dengan pemerintah kabupaten kota jika terpilih kembali menjadi gubernur Bali.
"Terutama daerah-daerah yang padat wisatawannya sudah tumbuh menjamur kafe dan bahkan disalahgunakan untuk kepentingan tidak baik," ungkap dia.
Sebelumnya dalam Rakernas V PDI-P di Ancol, Jakarta Utara, Megawati mengkritik pariwisata Bali yang dianggap tak terkontrol.
"Saya sudah marah tuh sama Pak Koster, masa kafe-kafe dibiarin kayak jamur aja, aku bilang itu kan tempat narkoba. Bali ini lama-lama sudah mulai greneng-greneng kekurangan air, karena orang pualaunya segitu, maunya terus, selalu alasannya tourism. Turisme-turisme boleh tapi kan terukur dengan kecil pulaunya," tutur Megawati saat itu.
Sumber: Antara
https://denpasar.kompas.com/read/2024/05/29/095332378/disindir-megawati-soal-pariwisata-bali-tak-terkontrol-ini-jawaban-koster