Salin Artikel

Soal Proyek Bandara Bali Utara, Koster: Bangun Infrastruktur Penghubungnya Dulu

Gubernur Bali periode 2018-2023, Wayan Koster, menyarankan agar infrastruktur pendukung dibangun terlebih dahulu sebelum mewujudkan bandara.

Koster menyampaikan, infrastruktur itu akan berfungsi menjadi akses penghubung penumpang dari bandara ke daerah-daerah lain di Provinsi Bali ataupun sebaliknya.

"Apakah bandara ini segera bisa dibangun atau tidak, kami belum perlu bicara cepat atau lambat. Supaya bandara ini bisa berfungsi," ujarnya saat memberikan kuliah umum di Gedung Kesenian Gde Manik, Buleleng, Selasa (4/6/2024).

"Jarak dari kabupaten lain, Denpasar, Gianyar, Bangli, Klungkung, Karangasem, ke Buleleng, tepatnya ke lokasi bandara ini harus dihubungkan dulu dengan infrastruktur," lanjutnya.

Ia memerinci, infrastruktur tersebut bisa berupa jalan tol atau kereta api. Rencana pembangunan infrastruktur itu pun butuh studi kelayakan.

"Infrastrukturnya ini kalau hanya dengan jalan shortcut tidak bisa. Harus jalan tol atau kereta api. Kalau tidak, maka waktu tempuhnya itu pasti lebih dari 1,5 jam, 2 jam, sampai 3 jam kalau lancar," kata dia.

Studi kelayakan untuk mengkaji infrastruktur pendukung bandara yang tepat akan dibangun juga memerlukan waktu yang tidak singkat. Begitu juga dengan tahapan pembebasan lahan.

"Studi itu perlu satu tahun. Pembebasan lahan karena panjang ini, itu memerlukan paling cepat dua tahun dan tidak mudah karena melibatkan banyak masyarakat. Kalau sudah dibebaskan, baru membangun konstruksinya," urainya.

Ia menilai, pembangunan konstruksi akses penunjang bandara juga tidak mudah. Hal ini karena kontur geografis tanah di Provinsi Bali yang berbukit, terutama di Kabupaten Buleleng.

Misalnya saat pemerintah membangun jalan raya shortcut penghubung Kota Denpasar dengan Kota Singaraja yang membutuhkan waktu setidaknya lebih dari tiga tahun.

"Untuk geografis Bali karena banyak bukti dan lembah, sulit medannya. Butuh waktu lama. Shortcut saja butuh waktu tiga tahun belum selesai, apalagi tol. Saya enggak yakin dua tahun, paling tiga tahun itu pun sudah progresif. Kalau dihitung, berarti enam tahun. Setelah itu terwujud baru dibangun bandara," kata dia lagi.

Koster pun mewanti-wanti, jika infrastruktur akses ke bandara belum mumpuni tetapi bandara tetap dipaksakan dibangun, maka akan sepi. Ia mencontohkan yang terjadi di Bandara Kertajati, Jawa Barat.

"Kalau belum ada aksesnya, jangan harap. akan terulang seperti Bandara Kertajati, Jawa Barat," tutup dia.

https://denpasar.kompas.com/read/2024/06/04/153643078/soal-proyek-bandara-bali-utara-koster-bangun-infrastruktur-penghubungnya

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com