Salin Artikel

Rusak Vila dan Tampar Warga di Bali, WN Jerman Diduga Depresi

KOMPAS.com - HBT (37), seorang warga negara Jerman, ditangkap polisi.

Ia ditetapkan sebagai tersangka atas sederet perbuatannya, yakni menampar pengendara motor serta merusak vila dan mengancam pekerjanya.

Rangkaian peristiwa tersebut terjadi di Denpasar; dan Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, pada Rabu (12/6/2024) dan Sabtu (15/6/2024).

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kuta AKP I Ketut Agus Pasek Sudina mengatakan, sebelum melakukan perbuatan-perbuatan itu, HBT ternyata sempat mengutil minuman di sebuah minimarket di Kelurahan Seminyak, Kuta.

“Sebelum ngeplak pengendara sepeda motor, dia juga ngambil minuman enggak bayar,” ujarnya, Minggu (16/6/2024), dikutip dari Tribun Bali.

Menurut Agus, pria tersebut berada di Bali sejak tujuh bulan lalu. HBT mengaku ingin melancong untuk menenangkan diri dari permasalahan keluarganya di Jerman.

“Jadi sempat ngobrol penyidik kepada pelaku, yang bersangkutan ini depresi gara-gara orangtuanya cerai di Jerman,” ucapnya.

Usai berpisah dengan ibunya, ayah HBT menikah lagi. Namun, selang beberapa waktu, ayahnya meninggal.

Untuk memastikan kondisi HBT, polisi berencana melakukan tes kejiwaan terhadapnya pada Senin (17/6/2024).

“Jadi sementara diduga motifnya itu depresi. Tapi akan kami dalami. Besok kami akan tes kejiwaannya dulu. Kemarin kami koordinasi ke jaksa, sarannya juga seperti itu,” ungkapnya, Minggu.

Di samping itu, HBT juga bakal menjalani tes urine, darah, dan pemeriksaan lain. Tes ini untuk memastikan apakah HBT memakai narkoba atau tidak.

Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) di penginapan HBT, polisi menyebut tak menemukan narkoba maupun alat untuk mengonsumsinya.

Lantaran ditampar sebanyak satu kali, perempuan itu pun tersungkur bersama sepeda motornya.

"Mengakibatkan korban memar dan sakit pada pipi sebelah kiri," tutur Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan, Senin.


Tiga hari setelahnya, HBT berulah di vila tempatnya menginap di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Sabtu (15/6/2024).

Di sana, ia mengancam karyawan vila menggunakan senjata tajam, lalu melakukan perusakan.

"Atas kejadian tersebut korban NPDW mengalami trauma dan merasa takut karena ancaman pembunuhan dari tersangka. Sedangkan, pemilik vila mengalami kerugian sebesar Rp 1.000.000," jelas Jansen.

HBT pun dilaporkan ke polisi. Dia didatangi personel kepolisian pada Sabtu di penginapannya.

Sewaktu hendak diringkus, HBT sempat melempari petugas dengan batu.

"Terlapor (pelaku) keluar (dari vila) dan langsung melempar petugas dengan batu, namun tidak mengenai petugas," terangnya.

Setelah berhasil ditenangkan, HBT dibawa ke kantor Polsek Kuta.

Ditetapkan sebagai tersangka, HBT dijerat dengan pasal tentang penganiayaan, ancaman kekerasan, perusakan, dan senjata tajam.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Yohanes Valdi Seriang Ginta | Editor: Pythag Kurniati)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Bule yang Mengamuk di Jalan Imam Bonjol Denpasar Diduga Depresi, Sempat Mengancam dengan Senjata; dan Bule yang Mengamuk di Jalan Imam Bonjol Bali akan Jalani Tes Kejiwaan, Tak Ditemukan Alat Narkotika

https://denpasar.kompas.com/read/2024/06/17/162700078/rusak-vila-dan-tampar-warga-di-bali-wn-jerman-diduga-depresi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com