KOMPAS.com - Penyebab jatuhnya helikopter Tour PK-WSP di Suluban, Kuta Selatan, Bali, masih diselidiki oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Komandan Lapangan Udara (Danlanud) I Gusti Ngurah Rai, Kolonel Pnb Agni Prayogo menegaskan bahwa pihaknya mendukung KNKT.
“Kita mendukung upaya dari Otban untuk membantu tim KNKT melakukan penyelidikan," tegasnya, dilansir dari Tribunnews.com.
"Pada intinya keputusan apa pun itu ada di KNKT, kita hanya mendukung pengamanan sejak kejadian sampai dengan proses nanti penyelidikan,” tambahnya, Sabtu (20/7/2024).
Pihaknya juga berharap, hasil penyelidikan KNKT akan mengungkap penyebab pasti kecelakaan. Hal itu, katanya, faktor penting untuk mencegah kejadian terulang di masa depan.
“Kita tidak mencari siapa yang salah untuk kecelakaan helikopter ini, tapi bagaimana nanti tidak terulang kembali kejadian serupa,” tegasnya.
Layak terbang
Sementara itu, pihak Vice President Goverment Risk and Complaince (VP GRC) PT. Whitesky Aviation, I Gede Bambang Narayana, menyebut helikopter yang jatuh memiliki rencana terbang atau flight plan selama 10 menit.
“Dia terbang selama kurang lebih 4 menit dari rencana 10 menit keliling mulai dari GWK keliling ke Uluwatu lalu balik lagi ke GWK, tapi ternyata sekitar ketinggian 1.000 feet itu jatuh mungkin kena tali layangan,” ucapnya, Sabtu.
Dari foto dokumentasi yang dimiliki, ada tali layang-layang yang melilit baling-baling helikopter.
Diperkirakan tali layang-layang tersebut mempunyai ketebalan mencapai 1,7 milimeter.Lalu tampak tali tersebut melilit dua main rotor dari helikopter.
Sementara itu, Narayana memastikan bahwa helikopter tersebut sebelumnya laik terbang.
“Kondisi helikopter sebelum terbang laik sekali karena baru dua minggu sebelumnya dilakukan ramp inspection dan dinyatakan laik,” ungkap Narayana.
Sementara Dedi Kurnia, pilot helikopter Tour PK-WSP, mengaku terlambat menghindar usai melihat layang-layang terbang di atas ketinggian 1.000 feet (kaki). Akibatnya baling-baling tersangkut dan terjatuh di Suluban, Desa Pecatu, Jumat (19/7/2024).
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Agustinus Budi Hartono berdasarkan hasil pemeriksaan awal terhadap pilot tersebut.
Namun demikian, Agustinus belum bisa memastikan helikopter tersebut jatuh akibat terlilit tali layang-layang karena masih dalam proses penyelidikan oleh pihak berwenang.
"Terus terang kami belum tahu ya (terlilit layang-layang) tapi pilotnya menyampaikan begitu (terbang) di 1.000 feet tersebut dia melihat layang-layang di atas dia," kata dia dalam konferensi pers di Kantor Otoritas Bandara, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu.
Butuh waktu penyelidikan
Sementara Agustinus juga menyampaikan investigator KNKT sudah mulai melakukan penyelidikan.
“Mereka sudah melihat kondisi (bangkai heli) sekarang, sudah mengambil beberapa foto di sini lalu mulai kumpulkan datanya," ucap Agustinus.
Ia menyebut, tim investigastor mungkin butuh waktu beberapa hari untuk melakukan investigasi terhadap kecelakaan helikopter registrasi PK-WSP.
"Tidak ada batasan waktu untuk mereka di sini tergantung mereka butuhnya berapa lama di sini guna mengambil bukti-bukti," terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, ada lima korban dalam insiden itu. Kelimanya mengalami trauma. Lalu dua di antaranya mengalami patah tulang pada bagian tubuhnya.
Adapun data lima orang korban tersebut yakni Dedi Kurnia, selaku pilot, dan Oki, sebagai kru. Tiga di antaranya sebagai penumpang, yakni Chriestope Pierre Marrot Castellat dan Russel James Harris asal Australia, dan Eloira Decti Paskilah, asal Indonesia.
(Penulis: Yohanes Valdi Seriang Ginta | Editor: Andi Hartik)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: KNKT Selidiki Kasus Helikopter Jatuh di Bali, Ini Kata Danlanud Ngurah Rai
https://denpasar.kompas.com/read/2024/07/21/170500678/fakta-seputar-helikopter-jatuh-di-bali-soal-tali-layang-layang-dan-layak