Salin Artikel

Fakta Penemuan Jenazah Mantan Bupati Jembrana dan Istri, Kesaksian Warga dan Kondisi Jenazah

KOMPAS.com - Jenazah mantan Bupati Jembarana dan istrinya ditemukan di dalam rumah dalam kondisi membusuk, di Jalan Gurita IV, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, Kamis (8/8/2024) sore. 

Polisi menyebut Ida Bagus Ardana (80) dan AA Sri Wulan Trisna (66) telah meninggal sekitar 3 hari. 

"Penyebab pasti kematian (kedua korban) masih dalam penyelidikan lanjut," kata Kepala Bidang Humas Polda Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan kepada wartawan pada Jumat (9/8/2024). 

"Kedua jenazah sudah mengeluarkan bau tak sedap dan sudah membusuk," tambah dia.

Cerita warga 

Garis polisi masih terpasang di pintu gerbang rumah mantan Bupati Jembrana dan istrinya itu.  Sementara Kepala Lingkungan Karya Darma Putu Gede Igar Bramandita mengatakan, jenazah dua korban dalam kondisi mengenaskan. 

Jenazah laki-laki ditemukan tergeletak di dalam dapur dengan kondisi kepala mengeluarkan cairan warna coklat. 

"(Jenazah pria) tergeletak seperti orang tertidur. Luka-lukanya sih saya enggak tahu, cuma ada cairan di kepalanya. Saya tidak bisa memastikan itu darah, karena warnanya coklat. Sekilas aja saya lihat karena enggak berani," kata dia di lokasi kejadian, Kamis. 

Lalu jenazah perempuan ditemukan di dalam kamarnya dalam kondisi sudah membusuk. Selain itu, pintu kamar terkunci dari dalam. 

Seperti diberitakan sebelumnya, penemuan kedua jenazah itu membuat heboh warga. Salah satu warga, I Wayan Kartawan (56), menceritakan, pasangan lansia itu diketahui mantan Bupati Jembrana dua kali periode (1980-1985 dan 1985-1990), dan Ibu Ardana. 

"Iya (mantan Bupati Jembrana). Ida Bagus Ardana. Umurnya sekitar 80-an," kata dia di lokasi kejadian, Kamis malam. 

Penemuan kedua jenazah itu berawal keluhan warga yang mencium bau busuk menyengat. Setelah ditelusuri, bau tersebut berasal dari rumah Ardana. 

Saat ini polisi tengah menunggu hasil otopsi terhadap kedua jenazah. Otopsi dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof IGNG Ngoerah Denpasar

"Penyidik dan keluarga dan koordinasi dengan kami di dokter forensik setelah kita analisis TKP (tempat kejadian perkara) wawancara keluarga dan penjelasan tentang otopsi kita mencoba untuk menguak kasus ini," kata Spesialis forensik RSUP Prof IGNG Ngoerah Hengky, kepada wartawan, pada Jumat siang.

(Penulis: Yohanes Valdi Seriang Ginta | Editor: Andi Hartik)

https://denpasar.kompas.com/read/2024/08/09/170000478/fakta-penemuan-jenazah-mantan-bupati-jembrana-dan-istri-kesaksian-warga-dan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com