Salin Artikel

Cerita Komang Tri Setia, Siswi Klungkung Jadi Paskibraka Perdana di IKN, Pernah Lomba dengan Kaki Diperban

Ia bergabung dengan paskibraka nasional dan akan menjadi bagian dari tim Paskibraka perdana, yang bertugas saat Upacara Bendera Peringatan ke-79 Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di IKN (Ibu Kota Nusantara).

Tri Setia adalah anak ketiga dari empat bersaudara pasangan I Nyoman Subrata dan Yovita Magdalena Dewi Astutimita.

Ketertarikan Komang Tri Setia menjadi seorang Paskibraka sudah disadari orangtuanya sejak SD.

"Waktu SD saya sering lewat di Lapangan Puputan Klungkung naik motor bersama Komang Tri Setia. Dia suka sekali lihat anak-anak Paskibraka latihan pakai baju putih," ungkap ibu dari Komang Tri Setia, Yovita Magdalena Dewi Astutimita, Jumat (9/8/2024).

"Bertanya dia, apakah bisa menjadi Paskibraka? saya katakan bisa asal rajin belajar dan tidak malas latihan," tambah dia.

Keinginan itu ternyata dipegang teguh oleh Komang Tri Setia. Ia kemudian aktig mengikuti LKBB (Lomba Ketrampilan Baris Berbaris) sejak menginjak kelas VIII di SMP N 2 Semarapura.

"Saat itu ia tetap tekun, walau latihan LKBB itu keras. Pagi sekolah, sore latihan hingga malam. Setiap hari seperti itu, sampai akhirnya ia ikut lomba tingkat provinsi saat itu," ungkap Yovita.

Hal yang tidak dilupakan keluarga antara lain, dua hari menjelang lomba LKBB, Komang Tri Setia mengalami kecelakaaan lalu lintas hingga kakinya penuh luka.

"Teman-temannya ramai ke rumah saat itu, saat itu saya sampaikan agar cari pengganti dan tidak ikut lomba. Tapi ia bersikeras ikut lomba, saat itu saya ingat lombanya di Gianyar," jelasnya.

Keinginan Komang Tria Setia sangat kuat, dan tetap bersikeras tetap ikut lomba walau kondisi kaki diperban.

Sampai akhirnya tim dari Komang Tri Setia berhasil mendapatlan juara 1 lomba LKBB.

"Saat itu anak saya di depan, ia menahan rasa sakit. Sangat bersyukur saat itu dapat juara 1, walau besoknya anak saya demam karena sempat menahan sakit saat lomba dan harus istirahat 3 hari," ujar Novita.

Sejak saat itu, Komang Tri Setia berulang kali meraih juara LKBB dan melanjutkan pendidikan ke SMA N 1 Semarapura.

Hingga akhirnya ia bisa mewujudkan keinginangan menjadi tim Paskibraka. Komang Tri Setia ikut serangkaian seleksi dari tingkat sekolah, kabupaten, hingga provinsi dan berhasil menjadi wakil dari Bali untuk menjadi tim Paskibraka Nasional tahun 2024.

"Karena tekadnya kuat menjadi Paskibraka, kami sebagai orangtua selalu mendukung. Walaupun kami tahu latihan Paskibraka itu berat dan keras," jelas Novita yang beralamat di perumahan Polri di Desa Akah, Klungkung.

Gadis 16 tahun itu kemudian masuk karantina di Cibubur sejak 12 Juli 2024 dan langsung ikut mengikuti pelatihan.

Pada Jumat, 9 Agustu 2024, Komang Tri Setia dan peserta Paskibraka Nasional lainnya berangkat ke IKN untuk melanjutkan pelatihan serta penyesuaian tempat baru.

Mereka akan mengukir sejarah karena tahun 2024, Upacara Bendera Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia perdana dilaksanakan di IKN.

"Kami orangtua mendoakan yang terbaik, sangat bersyukur jika putri kami dipercaya membawa baki saat bertugas nanti. Tapi sudah menjadi wakil Bali di Paskibraka nasional, sudah sangat membanggakan bagi kami," ujar dia.

Saat ini kedua orangtua Komang Tri Setia masih menunggu informasi, apakah mereka nanti mendapatkan undangan untuk hadir saat Upacara Bendera Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Mengingat tahun-tahun sebelumnya, orangtua dari Paskibraka biasanya diiundang setiap Upacara Bendera Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara.

"Kami belum tahu diundang atau bagaimana nanti, karena biasanya tahun-tahun sebelumnya orangtua dari Paskibraka dapat undangan. Kami menunggu informasi dari pemerintah," ungkap Novita.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Siswi Asal Klungkung Jadi Paskibraka Perdana di IKN, Pernah Ikut Lomba dengan Kaki Berbalut Perban

https://denpasar.kompas.com/read/2024/08/11/113300078/cerita-komang-tri-setia-siswi-klungkung-jadi-paskibraka-perdana-di-ikn

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com