Dalam debat terakhir ini, kedua pasangan calon beradu strategi terkait berbagai masalah di Bali. Salah satunya terkait isu ketenagakerjaan.
Pada sesi pertama, De Gadjah menyoroti angka pengangguran di Bali. Dia berjanji akan meningkatkan kualitas para pekerja dengan pendidikan dan berbagai pelatihan.
Kemudian, membuka aksesibilitas pekerja dengan menggandeng para pengusaha untuk membuka "job fair" secara rutin.
De Gadjah juga berjanji akan menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP). Dia lalu membandingkan kenaikan UMP Bali dan Jakarta tiap tahunnya.
"UMP Bali dan Jakarta yang berbeda. Tahun 2022 Bali Rp 2,2 juta, Jakarta Rp 3,9 juta; tahun 2024 Bali Rp 2,7 juta, Jakarta Rp 4,9 juta, cukup jauh," kata dia.
Sementara itu, Koster mengeklaim angka pengangguran di Bali beberapa tahun terakhir mengalami penurunan. Menurutnya, isu ketenagakerjaan di Pulau Dewata memiliki beberapa masalah.
Di antaranya, 67,5 persen pekerja di Bali didominasi oleh tenaga kerja yang berpendidikan SD, SMP, dan SMA.
Kemudian, kurang patuhnya perusahaan terhadap penerapan UMP, serta warga negara asing (WNA) yang bekerja ilegal.
Oleh karena itu, Koster berjanji akan menegakkan kepatuhan perusahaan terkait UMP, menindak para WNA yang bekerja ilegal di Bali, dan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan program satu keluarga satu sarjana.
Sebagai informasi, debat publik ketiga ini mengangkat tema "Ngardi Bali Shanti lan Jagadhita" yang artinya menjadikan Bali damai dan sejahtera.
Tema ini terdiri dari lima subtema, yakni pertama membahas isu ketenagakerjaan, kedua tentang anak, perempuan, dan kaum marginal, ketiga tentang smart agriculture, keempat tentang digitalisasi pelayanan publik, dan kelima tentang pendidikan, kesehatan fisik, dan mental.
https://denpasar.kompas.com/read/2024/11/20/203109778/debat-pilkada-bali-mulia-pas-tawarkan-kenaikan-ump-koster-giri-fokus