Salin Artikel

Bertahan 3 Hari, 2 Pendaki Gunung Agung di Bali yang Hilang Ditemukan Selamat

Kepala Seksi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas Bali, I Wayan Suwena, mengatakan pendaki pertama bernama Putu Diki Adi Warta (27) ditemukan di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Pendaki asal Mengwi, Kabupaten Badung, Bali itu bertemu dengan sejumlah warga di jalur pendakian, Jumat sekitar pukul 09.50 Wita.

"Ketika itu Diki Adi sedang berupaya mencari jalan turun dan kebetulan bertemu dengan orang yang hendak sembahyang," jelasnya Jumat dalam keterangannya.

Regu 2 Tim SAR sejak pagi melakukan pencarian dari Tunggul Besi, segera menuju posisi korban. Korban dievakuasi hingga tiba di posko pada pukul 10.50 Wita.

Korban menyampaikan pada petugas jika pendaki lainnya yang bernama Ridho Adi Yudistira (22) berada di sekitar aliran sungai dekat air terjun.

Dikatakan jika Ridhon mengalami sakit pada bagian kaki sehingga tidak bisa bersama melanjutkan perjalanan. Ia pun memerlukan bantuan evakuasi.

"Tim SAR gabungan menemukan korban kedua pada pukul 10.45 Wita di ketinggian 1.700 mdpl," lanjutnya.

Ia segera mendapatkan tindakan medis awal, karena mengalami cedera kaki.

"Dua orang korban dengan kondisi satu orang kita temukan dalam keadaan sehat selamat dan satu orang lagi dalam kondisi patah kaki," ungkap dia.

Pendaki tersebut dievakuasi ke bawah oleh petugas dengan ditandu.

Proses evakuasi selesai dilakukan pada pukul 13.00 Wita. Kedua pendaki tersebut lalu dibawa ke Puskesmas Rendang menggunakan ambulans.

Suwena mengungkapkan, Tim SAR gabungan selama proses pencarian sempat terkendala cuaca.

"Kendala itu adalah kendala cuaca dan medan, kabut cepat berubah, cuaca hujan dan medannya," terangnya.


Sebelumnya diberitakan, dua orang pendaki hilang saat mendaki Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali.

Menurut laporan yang diterima petugas Basarnas Bali, kedua pendaki itu memulai pendakian pada hari Selasa (24/12/2024) dinihari pukul 02.00 Wita. Mereka mendaki bersama tiga orang lainnya.

"Setelah mencapai puncak, di Simpang jodoh pada ketinggian sekitar 2.800 mdpl (meter di atas permukaan laut) mereka terpisah," ujar Kepala Basarnas Bali, Nyoman Sidakarya.

"Tiga orang turun terlebih dulu dan dua orang tersesat," jelas Sidakarya.

Menindaklanjuti laporan tersebut, sebanyak 8 orang personel Basarnas dari Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem dikerahkan ke posko pendakian.

https://denpasar.kompas.com/read/2024/12/27/164206678/bertahan-3-hari-2-pendaki-gunung-agung-di-bali-yang-hilang-ditemukan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com