Salin Artikel

Banjir Bandang Terjang 1 Desa di Buleleng, 30 Rumah Rusak Terendam

Banjir bandang juga merobohkan delapan tembok rumah warga. Akibatnya, sejumlah warga mengalami luka-luka, dan satu warga mengalami luka berat akibat tertimpa tembok.

Kepala Desa Sumberklampok, Wayan Sawitra Yasa, mengatakan bencana banjir bandang tersebut terjadi sekitar pukul 19.30 Wita.

Air besar tiba-tiba datang dari arah hutan yang ada di sebelah selatan permukiman.

Kedatangan air yang secara tiba-tiba itu pun membuat warga tak sempat menyelamatkan barang-barang berharga.

Disebutkan, ada sejumlah sertifikat tanah milik warga yang hanyut. Tak ingin surat berharganya itu hilang, warga pun mencoba menyelamatkan hingga mengalami luka-luka.

Selain itu, ada warga bernama Kadek Adi Suandana yang harus dilarikan ke rumah sakit karena terluka setelah tertimpa tembok.

Saat banjir bandang itu terjadi, Suandana berada di luar rumah untuk mencoba menahan tembok dengan menggunakan kayu.

Namun, terjangan air yang deras membuat tembok ambruk dan menimpa Suandana. "Pas dia (Suandana) keluar rumah, air sudah besar. Maksudnya dicarikan penahan pakai kayu, tapi keburu ambruk temboknya dan menimpa dia," ujar dia saat dihubungi, Senin (27/1/2025).

"Ada dua warga yang mengalami luka berat, dan beberapa luka ringan," imbuh dia.

Yasa menyebut, bencana banjir bandang ini baru pertama kali terjadi di desa setempat. Sebelum terjadi banjir, hujan deras disebut mengguyur selama satu jam.

Selain itu, banjir bandang ini juga terjadi diduga akibat hujan badai di wilayah hutan. Hal itu disebut dilihat oleh beberapa warga.

Air besar yang datang dari arah hutan tidak bisa ditampung oleh aliran sungai, sehingga air meluap dan menerjang puluhan rumah warga.

"Ada 30 rumah yang terdampak (banjir bandang). Selain itu, ada delapan penyengker rumah warga yang roboh. Kerusakan kalau dihitung lebih dari Rp 100 juta," kata dia.

Kata Yasa, air yang merendam puluhan rumah warga tersebut baru surut sekitar pukul 23.00 Wita.

Sejumlah warga yang terdampak pun harus mengungsi ke rumah kerabat yang lebih aman, mengingat tinggi banjir disebut sudah mencapai 1,5 meter.

Pembersihan pasca banjir pun telah dilakukan oleh warga dengan bergotong-royong bersama aparat desa dan BPBD Buleleng pada Senin pagi.

"Lumpur yang di halaman rumah cukup tebal, sementara yang di dalam rumah sampai 3 centimeter. Kemarin, warga ada yang mengungsi ke rumah saudara dan tetangga yang masih aman," lanjut dia.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, mengatakan BPBD Buleleng telah melakukan assessment bencana banjir bandang ini.

Ia berkoordinasi dengan pihak desa untuk memastikan berapa warga yang terdampak bencana.

Nantinya, rumah warga yang mengalami kerusakan akibat bencana ini akan diusulkan untuk mendapatkan bantuan sosial.

Tim akan melakukan verifikasi ke lapangan untuk mengecek kerugian yang dialami. "Saat ini airnya sudah surut. Penanganan pembersihan juga sudah dilakukan. Kami akan usulkan bagi korban yang terdampak untuk memperoleh bantuan sosial," kata dia.

https://denpasar.kompas.com/read/2025/01/27/155441478/banjir-bandang-terjang-1-desa-di-buleleng-30-rumah-rusak-terendam

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com