Banjir bandang juga merobohkan delapan tembok rumah warga. Akibatnya, sejumlah warga mengalami luka-luka, dan satu warga mengalami luka berat akibat tertimpa tembok.
Kepala Desa Sumberklampok, Wayan Sawitra Yasa, mengatakan bencana banjir bandang tersebut terjadi sekitar pukul 19.30 Wita.
Air besar tiba-tiba datang dari arah hutan yang ada di sebelah selatan permukiman.
Kedatangan air yang secara tiba-tiba itu pun membuat warga tak sempat menyelamatkan barang-barang berharga.
Disebutkan, ada sejumlah sertifikat tanah milik warga yang hanyut. Tak ingin surat berharganya itu hilang, warga pun mencoba menyelamatkan hingga mengalami luka-luka.
Selain itu, ada warga bernama Kadek Adi Suandana yang harus dilarikan ke rumah sakit karena terluka setelah tertimpa tembok.
Saat banjir bandang itu terjadi, Suandana berada di luar rumah untuk mencoba menahan tembok dengan menggunakan kayu.
Namun, terjangan air yang deras membuat tembok ambruk dan menimpa Suandana. "Pas dia (Suandana) keluar rumah, air sudah besar. Maksudnya dicarikan penahan pakai kayu, tapi keburu ambruk temboknya dan menimpa dia," ujar dia saat dihubungi, Senin (27/1/2025).
"Ada dua warga yang mengalami luka berat, dan beberapa luka ringan," imbuh dia.
Yasa menyebut, bencana banjir bandang ini baru pertama kali terjadi di desa setempat. Sebelum terjadi banjir, hujan deras disebut mengguyur selama satu jam.
Selain itu, banjir bandang ini juga terjadi diduga akibat hujan badai di wilayah hutan. Hal itu disebut dilihat oleh beberapa warga.
Air besar yang datang dari arah hutan tidak bisa ditampung oleh aliran sungai, sehingga air meluap dan menerjang puluhan rumah warga.
"Ada 30 rumah yang terdampak (banjir bandang). Selain itu, ada delapan penyengker rumah warga yang roboh. Kerusakan kalau dihitung lebih dari Rp 100 juta," kata dia.
Kata Yasa, air yang merendam puluhan rumah warga tersebut baru surut sekitar pukul 23.00 Wita.
Sejumlah warga yang terdampak pun harus mengungsi ke rumah kerabat yang lebih aman, mengingat tinggi banjir disebut sudah mencapai 1,5 meter.
Pembersihan pasca banjir pun telah dilakukan oleh warga dengan bergotong-royong bersama aparat desa dan BPBD Buleleng pada Senin pagi.
"Lumpur yang di halaman rumah cukup tebal, sementara yang di dalam rumah sampai 3 centimeter. Kemarin, warga ada yang mengungsi ke rumah saudara dan tetangga yang masih aman," lanjut dia.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, mengatakan BPBD Buleleng telah melakukan assessment bencana banjir bandang ini.
Ia berkoordinasi dengan pihak desa untuk memastikan berapa warga yang terdampak bencana.
Nantinya, rumah warga yang mengalami kerusakan akibat bencana ini akan diusulkan untuk mendapatkan bantuan sosial.
Tim akan melakukan verifikasi ke lapangan untuk mengecek kerugian yang dialami. "Saat ini airnya sudah surut. Penanganan pembersihan juga sudah dilakukan. Kami akan usulkan bagi korban yang terdampak untuk memperoleh bantuan sosial," kata dia.
https://denpasar.kompas.com/read/2025/01/27/155441478/banjir-bandang-terjang-1-desa-di-buleleng-30-rumah-rusak-terendam