Hujan deras mengguyur wilayah desa tersebut, mengakibatkan air sungai meluap hingga menggenangi pemukiman warga.
Sejumlah warga mengevakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi. Warga juga menyelamatkan hewan ternak ke lokasi yang aman dari banjir.
Ketinggian air mencapai sekitar setengah meter, atau kira-kira setinggi lutut orang dewasa di beberapa titik.
Sebagian warga mengungsi, sementara sebagian lainnya masih tetap bertahan di rumahnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengonfirmasi, bencana banjir di Desa Banjarasem tersebut.
Saat ini, sebut dia, genangan air sudah surut. "Sekarang air sudah surut," kata dia, saat dikonfirmasi Senin malam.
Ia menambahkan, petugas BPBD masih berada di lokasi untuk mendata kerusakan yang diakibatkan bencana alam tersebut. "Untuk kerugian dari masyarakat sedang kami assessment," imbuh dia.
Selain di Desa Banjarasem, bencana banjir juga terjadi di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Buleleng.
Aliran air di Sungai Saba meluap bahkan hingga menggenangi jembatan di atasnya. Jembatan tersebut merupakan penghubung di tiga desa.
Di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, banjir menggenangi jalan raya Singaraja-Gilimanuk. Akibatnya, terjadi kemacetan di jalan nasional ini.
Bahkan, wisatawan asing yang mengunjungi desa wisata Pemuteran terlihat kesulitan berjalan di jalan tersebut.
Menurut Ariadi, BPBD Buleleng telah meninjau desa-desa yang terkena bencana banjir.
BPBD, kata dia, berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk memastikan jumlah warga yang terdampak bencana.
"Ke depan kami akan usulkan bagi korban yang terdampak untuk memperoleh bantuan sosial. Nanti tim yang kelapangan untuk melakukan verifikasi," tutup dia.
https://denpasar.kompas.com/read/2025/01/27/234438078/banjir-terjang-buleleng-warga-selamatkan-ternak-ke-tempat-aman