Salin Artikel

2 Wanita Pembunuh Pria Bertato di Bali Sempat Tinggal Bertiga dengan Korban

Kamar bernomor 11 itu dihuni oleh dua orang perempuan, berinisial OSM alias Oky (38) dan IOP alias Intan (38).

Keduanya bersama seorang perempuan lainnya, berinisial ALY alias Leni (57) telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan tersebut.

Julius mengatakan, Oky dan Intan telah menempati kamar kos di lantai dua bagian pojok depan sejak tahun 2022.

Kamar indekos itu memiliki sekat pembatas terbuat dari tripleks dengan kamar lainnya.

Di teras kamar indekos tersebut dihiasi beberapa jenis bunga yang ditanam di pot dan diletakkan secara teratur.

Sepanjang berkenalan, Julius mengaku kedua pelaku merupakan sosok yang ramah dan sopan.

Namun, mereka lebih sering berada di kamar dan jarang bersosialisasi dengan penghuni lainnya.

Mereka hanya terlihat keluar dari kamar saat hendak merawat bunga.

"(Pekerjaannya) kurang tahu. Mereka lebih sering di kamar, terus nyiram tanaman," kata dia saat ditemui di lokasi kejadian, pada Jumat (14/2/2025).

Ia mengatakan, kedua pelaku sempat meminta izin sebelum mengajak korban untuk tinggal bersama mereka di kamar tersebut.

Mereka mulai tinggal bertiga sekitar akhir November 2024.

Sepanjang mereka tinggal bersama, Julius tidak pernah mendengar keributan atau pun keluhan dari para penghuni kos lainnya.

Namun, korban tidak pernah terlihat keluar dari kamar.

"Nggak dengar sih (keributan), kalau siang enggak dengar sih karena saya cuma (bekerja) dari jam 8 pagi sampai 5 sore. Kalau malam enggak tahu ya, selama siang saya di sini enggak pernah keluar dia (korban)," kata dia.

Julius mengaku sempat kaget ketika beberapa anggota polisi datang ke rumah tersebut pada Sabtu (8/2/2025) siang.

Saat itu, polisi menunjukkan foto korban sembari bertanya apakah mengenalnya atau tidak.

Lantas ia menunjukkan kamar yang dihuni oleh korban.

Tak lama kemudian, polisi tampak mengiring Oky dan Intan keluar dari kamar.

Julius pun semakin terkejut saat mengetahui sosok pria di kamar itu telah menjadi korban pembunuhan dan pelakunya adalah Oky dan Intan.

"Benar-benar kaget karena siang itu didatangi polisi, ditanya kenal ini enggak, otomatis kan tamu di sini, ya saya bilang ini pak kamar yang di atas gitu, terus dipanggil teman-temannya, ternyata waktu langsung ditangkap, langsung dibawa," kata dia.

Kasus ini bermula dari adanya peristiwa penemuan mayat pria bertato tanpa identitas di kawasan Hutan Lindung Dusun Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, pada 3 Februari 2025.

Dari hasil pemeriksaan awal, mayat tersebut merupakan korban pembunuhan dan diidentifikasi sebagai Pande Gede Putra alias Dede (53), warga Bekasi, Jawa Barat.

Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, polisi akhirnya menangkap tiga orang perempuan yang menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan tersebut pada Sabtu (8/2/2025).

Para pelaku diduga menyekap dan menganiaya korban selama 13 hari, terhitung sejak 20 Januari 2025 hingga korban tewas pada 2 Februari 2025.

Peristiwa itu terjadi di kamar kos yang ditempati oleh Oky dan Intan.

Keesokan harinya, pada 3 Februari 2025 dini hari, mayat korban dibuang oleh tersangka Oky dan Intan di hutan Desa Pancasari, Buleleng, Bali.

https://denpasar.kompas.com/read/2025/02/14/170104978/2-wanita-pembunuh-pria-bertato-di-bali-sempat-tinggal-bertiga-dengan-korban

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com