Salin Artikel

Nyepi Berbarengan dengan Akhir Ramadhan, Muslim di Buleleng Dipersilakan Takbiran Tanpa Pengeras Suara

BULELENG, KOMPAS.com - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Buleleng mengeluarkan seruan bersama terkait rangkaian pelaksanaan Hari Raya Nyepi Tahun 2025.

Seruan tersebut juga berisi pelaksanaan shalat tarawih dan takbiran.

Hal ini karena Hari Suci Nyepi juga bertepatan dengan puasa bulan Ramadhan, dan diperkirakan akan bertepatan dengan malam takbiran.

Ketua FKUB Kabupaten Buleleng, I Gde Made Metra, mengatakan, selain umat Hindu yang melaksanakan Hari Suci Nyepi, seruan ini juga diharapkan bisa dipahami oleh umat lain yang ada di Buleleng.

Dengan dipahaminya seruan tersebut, ia meyakini tidak akan terjadi kembali insiden seperti yang terjadi pada pelaksanaan Nyepi tahun 2023.

"Penekannya agar umat lain yang bukan beragama Hindu juga ikut menyiapkan kondisi sesuai dengan seruan. Tidak ada aktivitas sesuai dengan catur brata penyepian," kata dia di Buleleng, Rabu (16/2/2025).

"Ini sudah disepakati bersama, bahwa itu tidak untuk Hindu saja, namun untuk seluruh umat manusia, termasuk menjaga kedamaian di Bali," ujarnya lagi.

Seruan FKUB Buleleng nomor: 400.8/02/II/FKUB Buleleng/2025 itu berisi 10 poin.

Pertama, umat Hindu yang melaksanakan rangkaian Nyepi agar dilaksanakan dengan khidmat dan khusyuk.

Kedua, pada saat pelaksanaan Hari Suci Nyepi, jasa transportasi, penyiaran radio dan televisi, serta penyedia jasa provider tidak beroperasi mulai Sabtu, 29 Maret 2025, pukul 06.00 Wita hingga Minggu, 30 Maret 2025, pukul 06.00 Wita.

Ketiga, dalam pelaksanaan Nyepi, masyarakat tidak diperkenankan untuk bepergian, menyalakan petasan, pengeras suara, serta menyalakan lampu.

Keempat, jasa hiburan dan wisata di Kabupaten Buleleng tidak diperkenankan untuk mempromosikan usaha dengan branding Nyepi.

Kelima, pengurus adat, aparat desa, pecalang, Bakamda, serta petugas keamanan di tempat ibadah bertanggung jawab mengamankan rangkaian Nyepi.

Keenam, karena Hari Suci Nyepi bersamaan dengan Bulan Ramadhan 1446 Hijriah, maka umat Islam diminta untuk menjalankan shalat tarawih dan takbiran di masjid terdekat.

Ketujuh, saat menuju masjid, umat Islam diminta untuk berjalan kaki.

Kedelapan, dalam pelaksanaan ibadah dilakukan dengan lampu penerangan terbatas dan tidak menggunakan pengeras suara. Pelaksanaan shalat tarawih dan takbiran dibatasi dari pukul 20.00 Wita sampai 22.00 Wita.

Kesembilan, seruan tersebut agar disosialisasikan oleh majelis agama dan lembaga sosial keagamaan serta instansi terkait.

Kesepuluh, seluruh masyarakat harus menaati seruan bersama tersebut.

Metra menambahkan, jika nantinya berdasarkan sidang isbat, Hari Raya Idul Fitri jatuh pada malam Nyepi, pihaknya meminta pelaksanaan takbiran dilaksanakan di masjid terdekat dan tidak dilaksanakan kirab malam takbiran.

"Jika berdasarkan sidang isbat, malam takbiran tanggal 29 Maret, seperti di poin delapan, supaya dilakukan di masjid tanpa pengeras suara. Juga tidak ada kirab," ucapnya.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Buleleng, Komang Kappa Tri Aryandono, mengatakan bahwa dengan lebih cepat dikeluarkannya seruan ini, sosialisasi akan lebih lama dilakukan ke masyarakat. Sehingga masyarakat akan lebih memahami isi dari seruan tersebut.

"Kami menindaklanjuti seruan FKUB Provinsi Bali, sehingga pada hari ini kita kumpulkan semua tokoh agama. Harapan kami, kita ada waktu lebih panjang untuk sosialisasi ke masyarakat," kata dia.

https://denpasar.kompas.com/read/2025/02/19/193506878/nyepi-berbarengan-dengan-akhir-ramadhan-muslim-di-buleleng-dipersilakan

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com