Salin Artikel

Satpol PP Bali Mulai Sidak Pendatang

Kepala Satpol PP Bali Dewa Nyoman Rai Dharmadi mengatakan ada tiga daerah paling difokuskan dalam sidak yaitu Denpasar, Badung, dan Gianyar, sebab banyak penduduk pendatang yang menetap di sana.

“Kalau sidak penduduk pendatang ada yang sudah mulai bergerak seperti di Badung sudah bergerak, menyusul untuk kabupaten lain,” kata Rai, Rabu (9/4/2025).

“Kantong-kantong tersebar, terutama daerah tujuan pendatang itu ada tiga yaitu daerah Denpasar, Badung, dan Gianyar, yang paling banyak sesuai dengan laporan hasil pantauan,” sambung dia.

Kepala Satpol PP Bali menjelaskan sidak di kantong-kantong tempat tinggal pendatang menjadi penting karena Bali selalu kedatangan banyak orang usai libur hari raya.

Para pendatang kerap diajak oleh saudara atau temannya untuk merantau ke Pulau Dewata namun tak semuanya memiliki tujuan jelas.

Hal yang menjadi ketakutan Pemprov Bali kemudian adalah masalah sosial dan kriminal yang disebabkan oleh mereka, padahal Bali sedang berupaya menjaga citra positif di mata dunia sebagai daerah pariwisata.

Dalam sidaknya, Rai Dharmadi dan jajaran akan mendatangi rumah-rumah kos yang kerap menjadi tempat pendatang berkerumun, kemudian meminta identitas dan menanyakan tujuannya datang ke Bali.

Bukan berarti anti dengan penduduk pendatang, namun faktanya kerap kali orang yang tidak memiliki tujuan jelas bisa masuk Pulau Dewata melalui jalur-jalur tidak formal seperti melalui pelabuhan-pelabuhan tradisional sehingga tidak tersaring di pintu masuk utama.

“Kami saring nanti lokasi di mana dia tinggal, kalau didapati tentu akan minta penjaminnya. Mereka datang ke sini pasti ajakan dari saudara atau temannya, kami akan minta penjaminnya untuk berkoordinasi sewaktu-waktu kalau ada apa-apa dan mudah dicari orangnya,” ujar dia.

Rai Dharmadi mengatakan sebelum sidak penduduk pendatang, pada momentum arus balik timnya sudah terlebih dahulu memonitor kedatangan orang masuk Bali terutama di Pelabuhan Gilimanuk, sebab selama ini kasus-kasus terkait penduduk pendatang paling banyak berasal dari penduduk asal Pulau Jawa.

“Kalau orang mempermasalahkan kenapa tidak ber-KTP harus balik, ya kan tidak ada masyarakat dewasa tidak beridentitas, justru kita patut curigai jangan-jangan mereka bermasalah di asalnya, kami tidak mau itu menjadi masalah sosial bahkan menjadi masalah kriminal di Bali,” kata dia menegaskan.

Selama libur panjang Lebaran 2025 sendiri, Satpol PP menemukan setidaknya 20 orang tanpa identitas dan tujuan jelas hendak masuk Bali, di mana kurang dari 10 orang diseberangkan kembali ke Pulau Jawa dan sisanya masih diloloskan karena ada penjamin.

https://denpasar.kompas.com/read/2025/04/09/161945578/satpol-pp-bali-mulai-sidak-pendatang

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com