Salin Artikel

Cerita Putu Ariani, Pionir Kantin Sehat Bebas Plastik di Denpasar

Bukan hanya menyuguhkan menu sehat, tapi kantin ini konsisten 100 persen bebas plastik.

Kantin sehat Sidapri menjadi andalan sekaligus kebanggaan SD Negeri 7 Dauh Puri Denpasar.

Sebagai pionir bebas plastik, kantin sehat Sidapri menginspirasi sekolah lainnya untuk menerapkan konsep serupa.

Putu Ariani menceritakan kantin sehat Sidapri berawal pada 2016. Saat itu, dirinya masih bertugas sebagai guru yang mengetuai bidang lingkungan.

Ketika akan mengikuti Adiwiyata, Putu Ariani bersama tim melakukan analisis permasalahan.

Ia menemukan bahwa sampah adalah persoalan utama dan sumber terbesar berasal dari kantin.

"Saat itu jumlah sampah sekitar 10 kg per hari. Awalnya hanya pengolahan sampah daun. Tapi akhirnya fokus ke kantin. Semua diwajibkan membawa tempat makan dan tumbler," jelasnya, Sabtu (10/5/2025).

Putu merombak sistem kantin

Putu Ariani merombak sistem kantin.

Tidak ada lagi makanan dalam kemasan maupun yang cepat saji.

Menu yang dijual sebagian bahannya bahkan langsung dari kebun sekolah.

Kantin sehat bisa berjalan dengan baik karena adanya kolaborasi semua pihak.

Tak hanya pengelola kantin, tapi juga komitmen murid, guru, serta dukungan orangtua.

Walaupun hanya ada satu kantin di SD N 7 Dauh Puri, tapi mampu memfasilitasi 388 murid.

Semua telah ditata sedemikian rupa, termasuk sistem antre sehingga para murid tidak berebut.

Pada 2021, Putu Ariani terpilih sebagai Kepala Sekolah. Tak lama berselang, pada 2024, ia dipercaya menjadi Pengawas Sekolah Ahli Muda.

"Saat awal memulai memang tidak mudah. Banyak tantangan. Tapi dengan komitmen, konsistensi, dan kolaborasi dengan berbagai pihak, program ini bisa tetap berjalan," tegasnya.

"etika jadi Kepala Sekolah, saya harus bisa memberi contoh. Astungkara Kepala Sekolah yang terpilih sekarang juga komitmen untuk meneruskan program ini. Demi lingkungan dan anak-anak kita," imbuhnya.

Putu Ariani meyakini kantin juga bisa menjadi media edukasi.

Semua program harus berbasis lingkungan dan tentunya tak terlepas dari konsep pembelajaran yang telah ada. Satu sama lain bisa diintegrasikan.

Mengingat pentingnya keberadaan kantin sehat, Putu Ariani juga menggandeng pihak lain untuk membantu pendampingan maupun monitoring. Di antaranya dari pihak Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali dan Puskesmas.

"Pihak ketiga membuat kami lebih kuat dan konsisten. Mereka banyak memberi bantuan. Kami senang, SD 3 Peguyangan dan SD 11 Padangsambian juga ikut menerapkan kantin sehat," pungkasnya.

https://denpasar.kompas.com/read/2025/05/11/141437578/cerita-putu-ariani-pionir-kantin-sehat-bebas-plastik-di-denpasar

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com