Dalam video tersebut memperlihat seorang DJ perempuan tampil dengan mengenakan seragam sekolah.
Sejumlah siswa-siswi tampak berjoget mengikuti musik yang dibawakan DJ tersebut.
Sejumlah komentar negatif muncul setelah video acara tersebut beredar dan viral di media sosial.
Diketahui DJ perempuan yang tampil dalam acara tersebut adalah Ketut Diah Krisna Dewi. Ia menyampaikan permintaan maaf setelah penampilannya menjadi sorotan.
"Dengan adanya kasus ini saya memohon maaf apabila memang pakaian yang mungkin masih dinilai kurang pantas," ujar Diah, Selasa (13/5/2025).
"Saya sudah berusaha menggunakan pakaian yang selayaknya dibandingkan dengan performa saya di venue lain. Karena saya tahu di sana ada adik-adik dan saya berhadapan dengan instansi," imbuh dia.
Ia menyebut, tampil di pesta kelulusan sekolah tersebut atas undangan dari siswa-siswi.
"Saya menghadiri acara tersebut berdasarkan undangan dari pihak penyelenggara yg menghubungi langsung ke manajer. Tema, genre lagu, dan outfit sudah ditentukan oleh pihak penyelenggara," sebut dia.
Selama tampil, manajemen DJ Diah Krisna juga mengambil video dan foto untuk keperluan dokumentasi.
Cuplikan video itu juga ia unggah di akun Instagram miliknya. Namun ia menyayangkan video itu kemudian disebar tanpa seizinnya.
"Yang tidak saya sangka adalah video yang saya unggah, direpost dan diambil serta berikut serta ID saya tertera di postingan Senator yang itu mengundang pro dan kontra dan membias sampai saat ini," lanjut dia.
Unggahan tersebut lalu mendapatkan sorotan dan komentar negatif dari warganet. Diah Krisna mengaku komentar itu membuat mentalnya terguncang.
"Semenjak adanya kejadian ini, kondisi mental saya kurang baik," tutupnya.
Sebelumnya, permohonan maaf juga disampaikan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Tejakula, Nyoman Sudimahayasa, setelah sekolahnya menjadi sorotan.
Ia mengaku batu mengetahui acara tersebut saat menjelang acara.
Meski demikian ia menegaskan acara itu bukan bagian dari program resmi sekolah.
"Acara colour party ini atas inisiatif anak-anak yang lulus. Memang mereka minta izin ke sekolah namun kami tidak mengetahui apa itu colour party," ujar Nyoman, dikonfirmasi Minggu (11/5/2025) di Buleleng.
Pembiayaan acara tersebut pun berasal dari siswa dengan persetujuan orang tua.
Sekolah, kata dia, sejak awal hanya memberikan izin untuk kegiatan bermain bubuk warna.
Ia mengaku sedari awal mengetahui jika acara tersebut mengundang DJ sebagai penampil.
"Kami tau ada DJ itu. Karena melihat ada tenda yang dipasang di lapangan basket, yang katanya itu untuk DJ-nya," ujarnya
"Namun memang salahnya, DJ yang diundang siswa kami berpakaian seksi. Sehingga kami menyampaikan permohonan maaf," imbuh dia.
https://denpasar.kompas.com/read/2025/05/13/172733378/sampaikan-minta-maaf-dj-pesta-kelulusan-smk-bali-saya-sudah-berusaha-pakai