Salin Artikel

Bulan Madu Berujung Tragis, WN Australia Tewas Ditembak Saat Bersama Istri di Sebuah Vila di Bali

DENPASAR, KOMPAS.com - GJ (30), perempuan berkewarganegaraan Australia mengalami kesedihan dan trauma mendalam. Niatnya ingin merayakan bulan madu dan hari ulang tahun di Bali berakhir tragis.

Suaminya, berinsial ZR (32) tewas ditembak di sebuah vila di Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (14/06/2025) dini hari lalu.

GJ merupakan ibu rumah tangga, sedangkan ZR pengusaha toko alat berat di Melbourne.

"Almarhum korban bilang sama istrinya, ini kamu sibuk ngurus anak-anak, libur yuk, break ya, soalnya sejak menikah mereka belum honeymoon dan istri korban mau berusia 30 tahun, jadi perayaannya di Bali dengan keluarga," kata kuasa hukum korban, Sari Latief di Bali, Selasa (24/6/2025).

GJ sebenarnya tak ingin liburan ke Pulau Dewata. Hal ini karena GJ dan ZR memiliki dua anak kandung berusia 3 tahun dan 9 bulan, serta empat anak angkat di bawah usia 12 tahun.

GJ khawatir nasib anak-anak tanpa dirinya.

"Sebetulnya berat hati istri korban (berangkat ke Bali) karena punya balita, usia 3 tahun dan 9 bulan. Dibujuk ya akhirnya mereka datang ke Bali," kata Sari.

Mereka disambut oleh kakak kandungnya berinsial DJ dan calon iparnya berinsial SG (34) saat tiba di Bali pada Kamis (12/06/2025).

Mereka lalu menginap bersama di vila di Desa Munggu. Keesokan harinya, pada Jumat (13/06/2025), seluruh keluarga berwisata keliling Bali.

Mereka menutup liburan hari itu dengan makan malam di sebuah restoran dan langsung kembali ke vila untuk beristirahat.

Tak lama berselang, Kamis (14/6/2025) sekitar pukul 24.15 Wita, tiba-tiba vila mereka disusupi orang tidak dikenal dan langsung melepaskan tembakan terhadap ZR dan SG.

Suara tembakan itu sontak membangunkan GJ dari tidurnya. Namun, dia tak bisa lari karena langsung diselimuti rasa takut.


"Penembakan itu terjadi dengan cepat dan tidak sempat untuk mau lari atau enggak. Saya rasa kita semua juga kalau kita mengalami itu, kita pasti langsung shock dan kita pasti takut. Langsung seperti itu karena terjadi dengan cepat," katanya.

GJ sempat mengintip dari balik selimut melihat seorang pria mengenakan jaket oranye terang dan helm hitam mendekati suaminya. Pria bersenjata itu lalu menembaki suaminya yang berada di kamar mandi dengan membabi buta.

Akibat peristiwa ini, GJ trauma dan sampai saat ini tidak memiliki nafsu makan karena memikirkan kematian dan kasus penembakan yang menimpa suaminya. Dia menghabiskan waktu dengan bengong sepanjang hari di sebuah vila, sebagai rumah aman.

GJ juga takut keluar dari rumah aman, khawatir jadi korban penembakan selanjutnya. Polisi terpaksa melakukan pengamanan ketat di vila demi keamanan GJ, DJ dan SG.

"Dia (GJ) sangat trauma, karena pada hari ulang tahun beliau harus berkunjung ke rumah duka, ke forensik dan merayakan ulang tahunnya dengan jenazah, mayat sang suami," katanya.

Dalam kasus ini, polisi menangkap tiga pelaku, yakni berinisial DFJ (37), CM (23), dan TPM (37), berkewarganegaraan Australia.

Sampai saat ini, polisi masih menyelidiki motif dan hubungan pelaku dan korban sehingga terjadi aksi penembakan ini.

Atas perbuatannya, para pelaku dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.

Kemudian, Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian, UU Darurat tentang Senjata Api, dan Pasal 372 KUHP tentang Penggelapan. Para pelaku terancam dihukum mati.

https://denpasar.kompas.com/read/2025/06/24/175050478/bulan-madu-berujung-tragis-wn-australia-tewas-ditembak-saat-bersama-istri

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com