Mamalia laut dengan panjang 2,7 meter tersebut dipastikan mati karena terkena pancing berukuran sekitar 5 centimeter lebih.
Setelah kena pancing, mulut lumba-lumba tersebut menderita luka parah.
Menurut pantauan, setelah ditemukan, petugas dari BKSDA Bali, PSDKP hingga Jaringan Satwa Indonesia (JSI) melakukan pemeriksaan dan identifikasi.
Awalnya ditemukan senar pancing dari mulut mamalia berjenis kelamin betina tersebut.
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, ternyata ditemukan kail pancing yang biasa digunakan untuk memancing ikan tuna.
Ukurannya cukup besar sekitar 5 centimeter. Karena terkena pancing, mulut mamalia laut itu luka parah.
Dokter Hewan JSI juga menyebutkan, penyebab kematian lumba-lumba itu karena terkena pancing hingga menyebabkan luka parah pada mulutnya.
Selain luka parah, kondisinya diperparah dengan dugaan adanya infeksi.
Setelah lemas di lautan lepas, lumba-lumba tersebut diduga diserang predator lain.
Sebab, sebagian tubuhnya mengalami luka-luka terutama pada perutnya.
Sementara itu, hasil nekropsi atau bedah bangkai mamalia tidak ditemukan keanehan. Melainkan organ dalam mamalia tersebut masih sehat sehingga perkiraan kematian diduga kemarin.
"Lumba-lumba alami luka parah karena pancing ukuran cukup besar di mulutnya. Tapi untuk organnya masih fresh," ungkap Dokter Hewan JSI yang melakukan identifikasi dan nekropsi di lokasi kejadian.
Terpisah, Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali Resort Jembrana, Ahmad Januar mengatakan, pasca ditemukan pihaknya sudah melakukan identifikasi awal.
Saat itu ditemukan senar serta kail pancing pada mulut mamalia tersebut.
"Ditemukan mata pancing di mulutnya yang sejak awal sudah diduga menjadi penyebab kematiannya," katanya.
Januar melanjutkan, sejak terkena pancing lumba-lumba tersebut mengalami luka dan kemungkinan kesulitan untuk makan sehingga kondisinya juga cukup kurus.
"Namun kondisinya cukup fresh, sehingga prediksi kematiannya kemungkinan malam kemarin," jelasnya.
Setelah pemeriksaan menyeluruh, kata dia, mamalia tersebut kemudian dikuburkan oleh petugas di pesisir tak jauh dari tempat ditemukannya.
Sebelumnya, warga Desa Perancak, Kecamatan Jembrana digegerkan dengan penemuan seekor mamalia yang terdampar di pesisir, Minggu 29 Juni 2025 pagi.
Mamalia tersebut adalah lumba-lumba risso yang ditemukan dalam kondisi mati. Dugaan sementara, mamalia laut tersebut mati karena sebelumnya karena kena pancing. Sebab ditemukan senar pada mulutnya.
Menurut informasi yang diperoleh, paus pilot tersebut ditemukan oleh warga setempat sekitar pukul 08.00 Wita.
Warga tersebut kemudian melaporkan temuannya ke Kelompok Pelestari Penyu dan disampaikan ke BKSDA untuk ditindaklanjuti.
Sesuai pemeriksaan awal BKSDA, mamalia tersebut memiliki panjang 2,7 meter. Mamalia berjenis kelamin betina tersebut diduga terkena pancing hingga akhirnya mati dan terdampar di pesisir Pantai Perancak.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Kail Pancing Berukuran Besar Ditemukan di Mulut, Lumba-lumba Ditemukan Mati di Pantai Perancak.
https://denpasar.kompas.com/read/2025/06/29/183049978/lumba-lumba-mati-terdampar-di-pesisir-jembrana-bali-ada-mata-kail-besar