Insiden ini melibatkan 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal.
Pencarian terhadap korban masih dilakukan oleh tim SAR gabungan hingga Kamis (3/7/2025) siang.
Imron (48), salah satu penumpang yang selamat, menceritakan pengalaman menegangkan saat kapal yang ia tumpangi tenggelam.
Ia nyaris kehilangan nyawa. Dalam keadaan panik dan tanpa pelampung, ia terombang-ambing di tengah laut.
Pria asal Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, itu sempat merasa putus asa.
Ia berangkat dari Banyuwangi menggunakan jasa travel sekitar pukul 20.30 WIB. Tujuannya ke Kabupaten Gianyar, Bali, untuk bertransaksi kendaraan.
Ia menambahkan bahwa sebelum kapal berangkat, ia sempat memberi kabar kepada orang yang akan ia temui di Gianyar.
Setelah sekitar 15 menit meninggalkan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Imron merasakan gelombang laut yang cukup tinggi.
Ia melihat kapal bergoyang hebat ke kanan dan kiri dengan gerakan yang tidak normal.
“Saya lihat ada kru kapal melihat ke belakang, lalu mereka lari. Penumpang mulai panik dan keluar mengambil rompi pelampung,” tuturnya di Posko Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali.
Imron mengaku tidak sempat mengambil pelampung saat air mulai masuk ke dalam kapal.
Ia berusaha menyelamatkan diri dan sempat ditendang oleh penumpang lain yang juga panik.
"Saya merayap keluar dari dalam air, dan lihat pelampung sekitar empat meter dari saya. Saya kejar pelampung itu," ujarnya.
Setelah sekitar 30 menit berenang dalam kondisi kelelahan, Imron berhasil meraih pelampung.
Namun, mengenakan pelampung di tengah laut bukanlah hal yang mudah.
“Saya baru bisa pakai pelampung setelah berani menyelam sebentar. Saya ikat sendiri pelampungnya, lalu bersandar, istirahat. Saya benar-benar pasrah waktu itu,” kata dia.
Setelah mengenakan pelampung, Imron mendekati perahu karet penyelamat yang belum sepenuhnya mengembang.
Ia memegang sisi perahu dan tidak sengaja tertarik hingga berada di atas permukaannya.
"Di situ saya mulai merasa ada harapan. Ada sekitar 16 orang di perahu karet itu, satu perempuan, sisanya laki-laki. Kami bertahan di atas perahu sampai pagi," katanya.
Selama berjam-jam, mereka terombang-ambing di tengah laut.
Ombak besar terus menghantam perahu yang dinaiki Imron dan penumpang lain.
"Saya teriak-teriak minta tolong, baca doa terus. Sempat berpikir, selamat dari kapal tenggelam tapi tidak selamat dari ombak. Kalau sampai digulung ombak, bisa habis semua," ujarnya.
Akhirnya, sekitar pukul 05.30 Wita, perahu karet mereka ditemukan dan ditarik oleh nelayan.
Imron dan belasan penumpang selamat tersebut dievakuasi ke Pantai Pebuahan di Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali.
https://denpasar.kompas.com/read/2025/07/03/142211878/kesaksian-penumpang-selamat-kmp-tunu-pratama-jaya-hampir-putus-asa-berenang