BULELENG, KOMPAS.com - Kondisi memprihatinkan terjadi di SD Negeri 4 Sambirenteng, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.
Selain menghadapi kerusakan parah pada bangunan sekolah, lembaga pendidikan ini juga tidak mendapatkan satu pun siswa baru pada tahun ajaran baru 2025/2026.
Pantauan Kompas.com pada Senin (21/7/2025), hari pertama pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) memperlihatkan suasana sekolah yang nyaris tanpa aktivitas.
Sekolah yang terletak di pinggir jalan Dusun Geretek ini tampak sepi.
Di salah dua ruang kelas, hanya terlihat tiga siswa kelas II yang sedang belajar. Tanpa ada kehadiran murid baru.
Kondisi fisik bangunan pun jauh dari kata layak. Sebagian besar plafon ruang kelas mengalami kerusakan, dan bangunan perpustakaan tampak nyaris ambruk.
Atap bangunan tersebut ambles hampir rata dengan tanah, membuatnya tak lagi bisa difungsikan sebagai ruang belajar.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala SD Negeri 4 Sambirenteng, Ni Made Suasmini, mengungkapkan bahwa jumlah siswa saat ini hanya 32 orang.
Sebanyak 32 siswa tersebut tersebar dari kelas II hingga VI.
Ia menyebutkan, jumlah siswa di setiap kelas sangat minim, bahkan beberapa kelas hanya memiliki tiga siswa.
Menurut pihak sekolah, minimnya siswa baru telah berlangsung selama delapan tahun terakhir. Puncaknya, pada tahun ajaran 2025/2026 ini, sekolah tak mendapatkan siswa.
"Kondisi jumlah siswa di bawah sepuluh ini sudah terjadi selama delapan tahun. Yang tidak mendapatkan murid baru sekarang ini," kata dia, Senin di Buleleng.
Hal tersebut diduga disebabkan oleh buruknya kondisi infrastruktur sekolah serta terbatasnya sarana penunjang pendidikan.
"Mungkin ini diakibatkan kondisi sekolah yang gedung banyak tidak layak," ujarnya.
Selain kerusakan fisik, keterbatasan fasilitas penunjang seperti komputer dan laptop juga menjadi hambatan.
Sekolah ini bahkan harus menumpang ke sekolah lain untuk menyelenggarakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).
Pihak sekolah telah melakukan berbagai upaya untuk menarik minat pendaftaran.
Mulai dari promosi di media sosial hingga mengadakan kegiatan tambahan seperti pelajaran bahasa Inggris dan lomba-lomba untuk siswa.
"Promosi di media sosial sudah sering kami lakukan. Kemarin juga sempat kerja sama dengan yayasan mengadakan pelajaran bahasa Inggris untuk anak kelas III sampai VI, ada juga lomba yang dilakukan di sini," kata dia.
Ia menyebut, minimnya jumlah siswa berdampak langsung pada besaran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterima.
SD Negeri 4 Sambirenteng hanya memperoleh dana BOS sekitar Rp 40 juta per tahun.
Dari jumlah tersebut, sekitar 20 persen harus dialokasikan untuk honor guru non-ASN.
Keterbatasan dana membuat para guru harus urunan untuk mendanai berbagai kebutuhan sekolah, termasuk kegiatan keagamaan dan perpisahan siswa.
"Total di sini ada sembilan guru, yakni guru agama, guru olahraga, lima guru kelas, satu guru PPPK dan satu tenaga honorer," ungkapnya.
"Kalau Hari Raya Saraswati, acara perpisahan, upacara Pecaruan kami talangi sama-sama. Kebutuhan siswa juga ditalangi," tutup Suasmini.
https://denpasar.kompas.com/read/2025/07/21/161217378/kondisi-memprihatinkan-sdn-di-buleleng-bangunan-rusak-parah-hingga-tak