Salin Artikel

Mengaku Interpol, WNA Asal Azerbajian Rampok Pegawai "Money Changer" di Bali

Pelaku bersama satu orang rekannya yang belum diketahui identitasnya berpura-pura ingin menukar uang dan mengaku sebagai petugas interpol.

Kepala Seksi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi mengatakan, satu orang pelaku, bernama Jhonny, dan masih dalam pengejaran polisi.

"Para terlapor (pelaku) mencekek dan memiting korban kemudian mengambil uang diatas meja selanjuthya kabur," kata Ketut dalam keterangan tertulis, Senin (28/7/2025).

Ia mengungkapkan kejadian ini bermula ketika pihak money changer dihubungi oleh pelaku untuk menukar uang sebesar 12.000 dolar AS dan meminta diantarkan di vila tempat mereka menginap.

Selanjutnya, dua pegawai money changer, Ario Surianingrat dan Faizal, datang ke vila tersebut dengan membawa uang tunai Rp 191.150.000, untuk ditukarkan dengan uang milik pelaku.

Setiba di vila, kedua korban bertemu dengan TFO dan langsung menghitung uang untuk ditukar.

Namun pelaku tidak kunjung menunjukan uang dollar yang dijanjikannya.

Kemudian, tiba-tiba salah satu pelaku yang mengaku sebagai petugas interpol datang dan langsung menyerang kedua korban.

Salah satu korban yang berhasil terlepas dari pitingan pelaku lalu berlari keluar vila meminta bantuan warga.

"Saat saksi keluar dan mengambil motor, saksi melihat pelaku keluar dengan membawa uang, selanjutnya saksi kejar dan menabrak hingga pelaku terjatuh bersama dengan saksi dan uang berserakan," kata Sukadi.

Saat itulah, TFO berhasil diamankan oleh warga untuk selanjutnya diserahkan ke petugas kepolisian.

Sedangkan, Jhony berhasil melarikan diri dan menbawa kabur sebagian uang tunai milik korban.

"Hasil interogasi awal, pelaku melakukan pencurian tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari," sambungnya.

Sebelumnya, sebuah video yang mempetontokan sejumlah uang pecahan seratus ribu rupiah berhamburan di jalan raya, Kuta, Kabupaten Badung, Bali, di media sosial Facebook.

Video berdurasi singkat itu menerangkan bahwa seorang warga negara asing (WNA) mencuri uang Rp 190 juta di money changer.

Kemudian, tampak beberapa warga tengah mengamankan seorang pria berperawakan WNA yang tanpa mengenakan celana pendek warna biru dan bertelanjang dada.

WNA itu diduga sebagai pelaku pencurian.

Sementara, beberapa warga lainnya juga terlihat memungut uang tersebut dan mengumpulkannya pada satu kantong plastik untuk dikembalikan ke pemiliknya.

https://denpasar.kompas.com/read/2025/07/28/132848778/mengaku-interpol-wna-asal-azerbajian-rampok-pegawai-money-changer-di-bali

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com