Pernyataan itu disampaikan Koster dalam rapat paripurna di Wisma Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, pada Senin (28/7/2025).
Koster awalnya menanggapi polemik terkait peran dan keberadaan Majelis Desa Adat (MDA) yang mewakili sekitar 1.500 desa adat di seluruh kabupten/kota se-Bali.
Ia meminta anggota DPRD Bali agar menahan diri untuk tidak ikut berdebat di ruang publik terkait permasalahan tersebut karena bisa menimbulkan dampak negatif terhadap desa adat.
"Berkenaan dengan polemik mengenai Majelis Desa Adat, saya mengajak seluruh anggota dewan untuk mengelola perbedaan pendapat ini dengan sebaik-baiknya dan mencari solusi yang tepat tanpa harus berpolemik secara terbuka di ruang publik," kata Koster.
"Karena hal ini bisa berdampak negatif terhadap keberadaan desa adat," lanjutnya.
Menurutnya, polemik tersebut segaja dimunculkan oleh penganut ajaran asing yang ingin membenturkan MDA dengan desa adat.
"Faktor dari eksternal yaitu pengaruh asing, ajaran asing yang merusak desanya. Ini yang harus kita hadapi sama-sama," kata dia.
Koster mengatakan peraturan daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali yang diterbitkannya bertujuan untuk memperkuat peran desa adat untuk menjaga kebudayaan Bali.
Sebab, desa adat tidak pernah memiliki peran dalam pemeritahan sejak Indonesia merdeka.
Bahkan, pada zaman Orde Baru ada keinginan dari pemerintah pada saat itu untuk menggantikan desa adat menjadi kelurahan.
Selain itu, dana APBD yang dialokasikan ke desa adat juga terhitung sangat sedikit sehingga para perangkat desa bekerja secara sukarela dan tanpa digaji.
"Saya tahu untuk merontokkan Bali ini mudah. Satu titik, desa adat. Jadi, karena itu tidak boleh ada toleransi sedikitpun terhadap siapapun yang mau mengganggu desa adat. Kita pertaruhkan jiwa kita untuk desa adat. Jangan coba-coba ada yang terpengaruh dengan ini-itu ini-itu, bohong," kata dia.
Ia mengaku tetap terbuka untuk memberikan masukan terkait peran dan keberadaan MDA selama ini.
Namun, tidak dengan cara mengadu domba antara MDA dengan desa adat.
Koster menegaskan bakal menghadapi sendiri para pihak yang ingin melemahkan keberadaan MDA yang dibentuk selama pemerintahannya.
"Ketika desa adat ini lemah, nggak ada yang peduli. Sekarang begitu Desa Adat kuat, ada yang mau mencoba mengadu domba antara Desa Adat dengan MDA," kata dia.
"Bahwa ada yang kurang-kurang sedikit, iya. Belum sempurna, iya. Tapi kondisi sekarang sudah jauh lebih bagus daripada situasi sebelumnya. Maka kalau ada yang mengusik ini, akan saya hadapi. Semua akan saya hadapi. Siapapun juga orangnya," tambahnya.
https://denpasar.kompas.com/read/2025/07/28/163914678/gubernur-koster-ada-upaya-melemahkan-peran-desa-adat-di-bali