Salin Artikel

2 Petugas Imigrasi Bekingi Gangster Rusia Peras Turis Asing di Bali, Beraksi di 27 TKP

DENPASAR, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah (Polda) Bali menangkap dua orang petugas Imigrasi karena diduga membekingi gangster asal Rusia dalam kasus pemerasan dan penganiyaan terhadap turis asing di Pulau Dewata.

Kedua petugas Imigrasi itu berinisial EE (24), laki-laki; dan YB (24), perempuan.

Adapun dua pelaku lainnya yang ikut ditangkap berinisial IV (30), dan IS (33), laki-laki, berkewarganegaraan Rusia.

"Modus operandi pelaku yakni melakukan pemerasan, penculikan, dan penganiyaaan serta mengancam akan membawa korban ke kantor Imigrasi dan mendeportasi," kata Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bali Irjen Daniel Adityajaya dalam konferensi pers, pada Jumat (1/8/2025).

Daniel mengatakan, pihaknya melakukan pengembangan dan analisis kasus ini dengan metode scientific crime investigation.

Hasilnya, kedua warga negara asing (WNA) tersebut diketahui terlibat dalam jaringan gangster Rusia yang beraksi di Bali.

Mereka diduga terlibat dalam beberapa kasus, di antaranya perampasan atau perampokan uang dengan modus diculik, sekap, aniaya, dan dipaksa mentranfer uang melalui kripto.

Kemudian, terlibat dalam jaringan narkoba, prostitusi, dan pencucian uang hasil kejahatan melalui kripto.

Saat ini, tim Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Polda Bali masih mendalami keterlibatan kedua WNA itu dalam kasus-kasus tersebut.

Di sisi lain, kedua petugas Imigrasi ini diduga terlibat dalam aksi pemerasaan di 27 tempat kejadian perkara (TKP) sejak Januari hingga Juli 2025.

Adapun lokasi kejahatan para pelaku, yaki 6 TKP di wilayah Jimbaran, Canggu, Legian dan Kuta, sejak Maret-Juli 2025.

Kemudian, 7 TKP di wilayah Kabupaten Badung sejak Januari-Maret 2025, dan 14 TKP di wilayah Denpasar dari Januari-Juli 2025.

Dalam aksinya, para tersangka dikendalikan oleh seorang WNA, berinisial GG, yang menentukan turis asing yang dijadikan target korban. Saat ini, GG masih dalam pencarian oleh polisi.

"Total 27 TKP didapat hasil dibagi rata masing-masing mendapat sekitar ratusan juta rupiah," kata dia.

Pengungkapan kasus

Daniel mengungkapkan, kasus ini terungkap setelah adanya laporan dari salah satu korban, Roman Smeliov Rusia (42), laki-laki, berkewarganegaraan Lithuania.

Kejadian yang menimpa korban terjadi di Perum Sakura, Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, pada Rabu (9/7/2025) pukul 23.30 Wita.

Saat itu, tersangka IV dan IS menyerang korban dengan menjerat lehernya mengunakan lakban dan memukul korban berkali-kali.

Kemudian, EE dan YB mengenakan seragam Imigrasi bertugas mengancam korban agar bersedia membuka ponsel dan memberikan data pribadinya.

Para pelaku baru berhenti mengancam menganiaya setelah menyadari bahwa korban bukanlah orang yang menjadi target mereka.

"Korban diancam akan dideportasi, dipenjara, bahkan dibunuh jika tidak bekerja sama dan diminta tidak melaporkan kejadian ini kepada polisi," kata dia.

Akibat kejadian ini, korban mengalami luka patah hidung. Dia lalu melaporkan kejadian itu ke Polda Bali pada 16 Juli 2025.

Hingga akhirnya, para tersangka ditangkap di waktu dan lokasi yang berbeda. EE dan YB ditangkap wilayah Denpasar. Sedangkan IV dan IS ditangkap di sebuah restoran di wilayah Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 21 Juli 2025.

Atas perbuatannya, para tersangka dikenai Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dan Pasal 351 KUHP tentang penganiyaan juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP, dengan ancaman penjara paling lama 8 tahun.

https://denpasar.kompas.com/read/2025/08/01/130140978/2-petugas-imigrasi-bekingi-gangster-rusia-peras-turis-asing-di-bali-beraksi

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com