Salin Artikel

Kasus Kapal Wisata Tenggelam di Sanur yang Tewaskan 3 Orang Akan Dilaporkan ke KNKT

Dalam insiden itu, dua orang penumpang warga negara asing (WNA) asal China, Shio Quo Hong (20), dan Hanqing Yu (37) serta seorang anak buah kapal (ABK), I Kadek Adi Jaya Dinata (23) meninggal dunia.

Sementara itu, 73 penumpang dan 4 ABK termasuk nakhoda kapal dinyatakan selamat.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, I Gde Wayan Samsi Gunarta mengatakan, kejadian ini akan dilaporkan kepada Kementerian Perhubungan untuk ditangani lebih lanjut.

"Yang jelas dilaporkan ke pusat dan kemudian nanti pusat akan melihat biasanya KNKT akan turun untuk melakukan investigasi. Nah setelah itu kita tunggu hasil investigasi dari KNKT," kata dia di Pelabuhan Sanur, Kota Denpasar, pada Rabu (6/8/2025).

Di sisi lain, kata Samsi, pihaknya juga akan menyelidiki izin operasional kapal bermesin empat tersebut.

Selain itu, prosedur mulai dari keberangkatan dan perjalanan kapal saat mengangkut penumpang dari Pelabuhan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, menuju Pelabuhan Sanur, Kota Denpasar, akan diperiksa.

"Sampai saat ini memang semuanya masih dalam kontrol. Ada bagian yang tidak terkontrol ya memang kita mesti coba cari tahu apa sih itu. Dan ini akan segera dilaporkan ke Kementerian untuk mendapatkan penanganan," kata dia.

Samsi mengatakan, salah satu yang tidak bisa kontrol atau diprediksi yakni faktor cuaca.

Oleh karena itu, kedepannya akan membuka kemungkinan untuk mengevaluasi batas jam operasional kapal dari dan menuju Pelabuhan Sanur-Pelabuhan Nusa Penida.

"Kalau memang diperlukan suatu saat karena situasi, nggak usah sore, siang juga pelabuhan bisa ditutup. Tapi kan pengambil keputusannya jelas, dan ada parameter dari BMKG, dari mana-mana dan kemudian nanti dipertimbangkan apakah pelabuhan masih dioperasikan, itu yang penting," kata dia.

Sebelumnya, Kepala KSOP Kelas II Benoa, Aprianus Hangki mengatakan, kapal bermesin empat tersebut bertolak dari pelabuhan Nusa Penida sekitar pukul 14.30 Wita.

Setelah berlayar sekitar 45 menit, ketika kapal berada di alur masuk pelabuhan Matahari Terbit Sanur, tiba-tiba ombak besar menghantam badan kapal bagian belakang.

Dalam kondisi itu, nakhoda sempat berupaya mengendalikan kapal. Namun, ombak besar kembali datang hingga akhirnya kapal terbalik.

"Masalahnya kapal itu ketika dia akan memasuki alur pelayaran sanur, dia diantam ombak dari belakang, yang mungkin lebih tinggi sehingga kapalnya langsung terbalik," kata dia di Pelabuhan Sanur, pada Selasa malam.

Ia mengatakan, ABK kapal sempat mengeluarkan dua buah life raft atau rakit penyelamat dan memberikan life jacket kepada para penumpang.

Setelah itu, nakhoda dan ABK berupaya mengevakuasi para penumpang ke tepi pantai mengunakan life raft.

Menurutnya, kecelakaan tersebut murni karena faktor cuaca. Berdasarkan dokumen, kapal wisata tersebut berkapasitas 75 orang penumpang, ditambah 5 ABK.

https://denpasar.kompas.com/read/2025/08/06/150126078/kasus-kapal-wisata-tenggelam-di-sanur-yang-tewaskan-3-orang-akan-dilaporkan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com