Salin Artikel

Banyak Bangunan di Balangan dan Melasti Bali Bermasalah, Bupati Badung: Jangan Grasa-grusu

Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa, mengungkapkan, sampai saat ini temuan itu masih ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Badung.

“Terkait dengan Balangan dan Melasti, pengecekan sudah berjalan oleh Dinas PUPR dan saya rasa sudah berjalan dengan bagus. Tapi saya sebagai Bupati, pengambil kebijakan, tentu harus hati-hati juga, tidak grasa-grusu. Kita janganlah main tebas gitu aja ya,” jelas Adi di Kantor DPRD Badung, Kamis (14/8/2025).

Adi menegaskan, dalam menangani persoalan ini, bagaimana pun dia harus tetap memperhatikan kepentingan masyarakat.

“Apa yang harus saya lakukan sebagai pemerintah daerah dalam hal ini? Kan kita juga mengayomi, melindungi, kan begitu. Kita akan lihat nanti sambil jalan,” imbuhnya.

Dalam proses penanganannya, Adi berjanji akan berkomunikasi terlebih dahulu, termasuk dengan pihak di Pantai Melasti.

“Dengan Desa Adat, kami juga berkomunikasi. Malahan Juru Bendesa sudah komunikasi dengan saya. Menyampaikan bahwa seperti ini (kondisinya) dan diserahkan ke pemerintah untuk mengatur dan mengelola,” terang Adi.

Dia membantah apabila ada yang menyebut pemerintah tebang pilih dalam penertiban bangunan pariwisata.

Adi pun menjelaskan, mengapa tempat yang ditertibkan sejauh ini semuanya ada di area Kabupaten Badung.

Menurutnya, Badung adalah pusat akomodasi dan penertiban itu pun tidak dilakukan secara grasa-grusu. Badung disebutnya memiliki potensi yang luar biasa, terutama dari aspek ekonomi.

"Ini yang sedang kita kaji. Ada titik-titik strategis yang selama ini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat. Tapi itu semua seizin pemerintah. Inilah yang akan kita tata," ujarnya.

Penataan disebutnya juga dilakukan di Bingin. Dana untuk penataan sudah dianggarkan pada tahun 2025.

"Kita akan tata dan akan libatkan masyarakat. Sehingga tempat itu tidak saja hanya bermanfaat untuk pemerintah daerah, tapi juga untuk masyarakat setempat," imbuhnya.

Selain itu, dia juga menyoroti ketimpangan antara wilayah Badung selatan dengan utara.

Menurutnya selama ini wilayah selatan lebih banyak menikmati hasil karena sebagian besar area pantai ada di sana.

Ke depan, Adi berencana akan mengadakan kebijakan subsidi silang sehingga harapannya tidak ada lagi ketimpangan antara wilayah selatan dan utara.

Apa yang didapatkan oleh wilayah Badung bagian selatan juga mengalir ke area utara.

"Pantai ini sebagian besar kan ada di selatan, tapi tidak boleh dong Desa Adat di selatan saja yang menikmati. Kami juga banyak punya Desa Adat."

Lanjutnya, "Jika semua diserahkan ke Desa Adat dan ada otoritas di sana, bagaimana dengan Desa Adat kami yang ada di utara? Inilah yang akan kami lakukan ke depan."

https://denpasar.kompas.com/read/2025/08/14/222538478/banyak-bangunan-di-balangan-dan-melasti-bali-bermasalah-bupati-badung

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com