Salin Artikel

Momen Ahok Jadi Pembicara Pembelajaran Digital di Hadapan Guru di Buleleng, Singgung Ratusan Siswa SMP yang Tak Bisa Baca

Sekolah yang terletak di Kelurahan Sukasada, Kecamatan Sukasada ini aktif menerapkan teknologi Chromebook dalam proses belajar mengajar.

Pada Selasa (2/9/2025), Tim Google Indonesia bersama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengunjungi SMP Negeri 1 Sukasada.

Dalam kesempatan tersebut, Ahok memberikan pemaparan mengenai pembelajaran digital kepada sejumlah guru di sekolah tersebut.

Ia menekankan pentingnya teknologi pendidikan dalam menyetarakan kemampuan siswa serta meningkatkan kompetensi guru.

"Saya sudah lama mengimpikan pembelajaran digital sejak di Belitung Timur. Dengan sistem ini, komputer bekas dari kantor pemerintahan bisa dipakai kembali untuk sekolah, jadi tidak perlu pengadaan baru setiap tahun," ujar Ahok.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyinggung isu yang sempat viral mengenai ratusan siswa SMP di Kabupaten Buleleng yang tidak bisa membaca.

"Buleleng sempat viral karena ada isu anak-anak tidak bisa baca. Tapi dengan transformasi ini, Buleleng juga bisa melahirkan guru dan siswa kelas dunia," tambahnya.

Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMP Negeri 1 Sukasada, Putu Yudi Darmawan, mengungkapkan bahwa sekolahnya telah menjadi rujukan Google sejak 2022.

Dukungan 153 unit Chromebook dari pemerintah pusat telah memungkinkan pembelajaran digital dijalankan dengan lebih optimal.

"Kami telah memanfaatkan akun belajar yang diberikan 100 persen. Dengan tiga syarat yang kami penuhi itu, kami menjadi kandidat sekolah rujukan Google," ujar Yudi.

Namun, Yudi mengakui bahwa jumlah perangkat yang ada masih kurang.

"Idealnya satu siswa, satu Chromebook. Standar yang diajukan memang satu Chromebook untuk satu murid. Semua guru juga harus level 2, ditambah adanya trainer dan mentor," tuturnya.

Saat ini, sebanyak 18 guru di SMP Negeri 1 Sukasada telah mendapatkan sertifikat GCE (Google Certified Educator) level 1.

Menurut Yudi, penggunaan Chromebook telah memberikan dampak positif dalam kegiatan belajar mengajar.

Proses evaluasi hasil belajar siswa kini menjadi lebih cepat karena berbasis digital.

"Sekarang memeriksa ulangan siswa lebih cepat, asesmennya sudah digital menggunakan Google form dan aplikasi digital lainnya. Jadi tidak ada lagi pemeriksaan manual seperti dulu," kata Yudi.

https://denpasar.kompas.com/read/2025/09/02/152928278/momen-ahok-jadi-pembicara-pembelajaran-digital-di-hadapan-guru-di-buleleng

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com