Salin Artikel

Dampak Banjir Bali, Kepala BNPB Sebut 474 Unit Kios dan Ruko Rusak

Kios dan rumah toko (ruko) milik warga menjadi bangunan yang paling banyak terdampak. Jumlah kerusakan mencapai 474 unit.

"Banyak bangunan yang rusak, datanya nanti ada di pemerintah daerah, tentu ini akan berkembang terus."

"Memang yang menonjol bukan rumah masyarakat, tetapi yang rusak ratusan itu adalah kios dan ruko-ruko kecil di pasar."

"Jumlahnya ada 474 unit, tapi kalau rumah masyarakat tidak banyak," kata Suharyanto usai menggelar rapat koordinasi di rumah jabatan Gubernur Bali pada Rabu malam.

Selain bangunan, sejumlah infrastruktur juga mengalami kerusakan, termasuk jalan raya dan jembatan akibat longsor.

Pemerintah pusat telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk membagi program kerja dalam memperbaiki bangunan dan infrastruktur yang rusak.

"Itu akan diperbaiki, akan dibuat rapat teknis untuk perbaikan."

"Jadi kami sepakat malam ini mana yang akan diperbaiki pemerintah daerah dalam hal ini kabupaten/kota, provinsi, dan mana yang diperbaiki pemerintah pusat dalam hal ini BNPB dan kementerian terkait," tambahnya.

Suharyanto juga menyampaikan bahwa tim gabungan Polri dan TNI, bersama lembaga terkait dan masyarakat, akan dikerahkan untuk membersihkan sampah di lokasi yang terdampak banjir.

"Unsur yang melakukan di lapangan gabungan TNI, Polri, relawan lembaga terkait ini akan membantu masyarakat melakukan pembersihan," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Seksi Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, Nyoman Arya, mencatat sebanyak 123 titik wilayah yang dilanda bencana banjir akibat hujan deras dengan intensitas tinggi pada hari yang sama.

Di antara titik-titik tersebut, 81 berada di Kota Denpasar, 14 di Kabupaten Gianyar, delapan di Kabupaten Tabanan, empat di Kabupaten Karangasem, empat di Kabupaten Jembrana, dan 12 di Kabupaten Badung.

Hujan lebat tersebut juga menyebabkan tanah longsor, bangunan roboh, jembatan jebol, dan pohon tumbang.

Rinciannya, tanah longsor terjadi di 18 titik, yaitu lima titik di Kabupaten Gianyar, 12 titik di Kabupaten Karangasem, dan satu titik di Kabupaten Badung.

Bangunan roboh atau jebol tercatat di 16 titik, dengan dua titik di Kabupaten Gianyar, dua titik di Kabupaten Badung, 11 titik di Kabupaten Karangasem, dan satu titik di Kota Denpasar.

Selanjutnya, jembatan jebol dan ruas jalan rusak terjadi di tiga titik, yaitu satu titik di Kabupaten Gianyar dan dua titik di Kabupaten Karangasem.

Pohon tumbang tercatat di sembilan titik, dengan dua titik di Kabupaten Gianyar, dua titik di Kabupaten Badung, dan lima titik di Kabupaten Karangasem.

"Saat ini, operasi lapangan difokuskan pada upaya evakuasi warga terdampak, pembersihan daerah yang sudah surut air, dan koordinasi penanganan darurat bersama BPBD kabupaten/kota, Tagana, Basarnas, PMI, Damkar, DKLH, Dinas PUPR, Dinkes, dan instansi terkait lainnya," pungkas Nyoman Arya pada Rabu.

https://denpasar.kompas.com/read/2025/09/11/052905778/dampak-banjir-bali-kepala-bnpb-sebut-474-unit-kios-dan-ruko-rusak

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com