Pemangkasan anggaran itu diyakini menyebabkan keterlambatan penanganan banjir.
Sebelumnya, hal tersebut juga disampaikan Gubernur Bali, I Wayan Koster.
Kresna berharap pemerintah pusat lebih memperhatikan kebutuhan Bali.
Apalagi Bali menjadi penyumbang devisa terbesar untuk sektor pariwisata Indonesia.
Sekitar 44 persen dari total devisa pariwisata nasional berasal dari Bali.
"Dengan pergantian menteri keuangan, mudah-mudahan keuangan daerah tidak dikurangi. Bali sebagai penghasil devisa juga mengalami musibah, semoga ada tanggapan dari pusat," kata Kresna, Jumat (12/9/2025).
Politisi Partai Golkar ini menilai, pengurangan anggaran memberi dampak langsung terhadap keterbatasan pemerintah daerah dalam merespons cepat bencana.
Padahal, menurutnya, penanganan banjir memerlukan koordinasi lintas sektor.
"Kan ada tanggapan dari pusat dan kami sangat berterima kasih sudah ada tanggapan dari BPBD," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Bali, Wayan Koster mengaku kewalahan tangani bencana alam banjir di Bali setelah efisiensi anggaran atau pemotongan dana transfer yang dikurangi 24 persen.
Hal tersebut ia sampaikan pada Rapat Koordinasi Banjir di Provinsi Bali bersama BNPB, di Kerta Sabha pada Rabu (10/9/2025).
"Nanti setelah arahan dari Bapak Kepala BNPB apa yang kita akan tangani sendiri dengan kemampuan anggaran yang kita miliki karena memang Bali mengalami kesulitan fiscal dengan dana transfer dikurangi 24 persen," jelas Koster.
https://denpasar.kompas.com/read/2025/09/12/153117778/dana-transfer-dipotong-hingga-24-persen-dprd-bali-sedang-musibah-semoga