Peron Terminal Bungurasih Sidoarjo rute Antar Kota Antar Provinsi biasanya ramai penumpang jurusan Surabaya-Bali kini nampak lengang.
Kondisi ini terjadi setelah adanya banjir parah yang melanda sebagian daerah di Bali.
Sehingga menyebabkan jalur transportasi darat terganggu.
“Kalau biasanya satu kali jalan bisa dapat 10 penumpang, sekarang paling banyak hanya lima orang,” kata Pengurus PO Bus Bali Perdana, Umar, Jumat (12/9/2025).
Umar mengatakan, jalur utama yang dilewati bus daerah Jembrana terputus.
Jalur yang dilewati pun harus memutar jauh melewati Singaraja, Buleleng.
Akibatnya, biaya operasional membengkak dan waktu perjalanan lebih lama dua kali lipat.
“Biasanya solar habis sekitar Rp 1,3 juta, sekarang bisa Rp 1,5 sampai Rp 1,6 juta. Perjalanan yang biasanya 12 jam, sekarang hampir 24 jam,” ujarnya.
Terpisah, pengurus PO Bus Angkasa Mas Banyak juga merasakan hal yang sama.
Biasanya, ia tiba di Denpasar pukul 06.00 WIB kini menjadi sore hari.
“Kalau kondisi banjir seperti ini, sampai Bali bisa pukul 17.00. Jadi hampir seharian penuh di jalan,” pungkasnya.
Para sopir dan PO bus berharap agar kondisi banjir Bali segera pulih sehingga jadwal perjalanan kembali normal.
Curah hujan tinggi memicu banjir ekstrem di 81 titik di Bali pada 9 dan 8 September 2025. Peneliti iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Siswanto mencatat hujan lebat kali ini menjadi tertinggi sepanjang sejarah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat, per Jumat (12/9/2025) pukul 06.00 Wita, korban tewas akibat banjir mencapai 18 orang.
Korban tewas berasal dari Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Jembrana, dan Kabupaten Badung.
https://denpasar.kompas.com/read/2025/09/12/160508378/imbas-banjir-penumpang-bus-surabaya-bali-turun-50-persen