Salah satunya adalah toko karpet yang berada di Jalan Gajah Mada.
Berdasarkan pantauan di lokasi, tampak puluhan warga menyerbu penjual karpet tersebut, Senin (15/9/2025).
Karpet-karpet basah dengan bau apek dijual dengan harga miring, bahkan diskon hingga lebih dari 50 persen.
Karpet yang biasanya dijual Rp 1 jutaan, kini dilepas Rp 500.000-an. Sementara karpet seharga Rp 500.000 dijual Rp 200.000-an.
Diobralnya karpet ini untuk menghabiskan stok dan akan diganti dengan stok yang baru sekaligus pembersihan toko dari sisa banjir.
Sembirlan, pemilik Toko Annisa Carpet, mengatakan pihaknya terpaksa mengobral karena seluruh stok terkena banjir.
“Harga jual beragam, mulai Rp 500.000 hingga Rp 1,5 juta. Semua kita diskon sampai 50 persen lebih, tergantung kerusakan. Kalau tidak diobral, takutnya tidak laku lagi,” tutur Sembirlan.
Hal serupa diungkapkan Kenny, pedagang karpet dari Aliya Carpet.
Ia mengaku terbantu oleh rekan-rekannya yang ikut menyebarkan informasi obral murah.
"Yang penting modal balik dulu, untung nggak seberapa. Alhamdulillah dibantu teman-teman share info jadi ramai," ujarnya.
Selain karpet, toko perlengkapan bayi, pakaian muslim, dan sejumlah toko lain di sekitar Gajah Mada juga ikut menggelar obral untuk menghabiskan barang yang sempat terendam banjir.
Di sisi lain, warga merasa terbantu dengan adanya diskon besar-besaran ini.
Ajaningsih, salah seorang pembeli, mengaku membeli karpet seharga Rp 550.000 yang biasanya dijual sekitar Rp 1 juta.
"Memang agak susah dapatnya karena ramai sekali, tapi untung bisa kebagian," ungkapnya.
Pembeli lain, Elizabeth, juga senang mendapatkan karpet Rp 280.000.
Meski tidak mengetahui harga normal, ia merasa kesempatan ini tidak boleh dilewatkan.
"Kapan lagi bisa dapat harga murah seperti ini," ujar Elizabeth.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul KENA Banjir, Pedagang Obral Barangnya di Jalan Gajah Mada Denpasar, Takut Gak Laku.
https://denpasar.kompas.com/read/2025/09/16/135215478/pedagang-di-denpasar-obral-barang-dagangan-yang-terkena-banjir-takutnya