Salin Artikel

Ada 97 Kasus Rabies di Jembrana, Vaksinasi Anjing Baru 40 Persen

"Data kasus rabies pada hewan di Jembrana sampai dengan tanggal 23 September 2025 sebanyak 97 kasus," kata Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna, Senin (29/9/2025).

Ia menambahkan dua desa menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, yakni Desa Tegal Cangkring dan Desa Yehembang. Di masing-masing desa tersebut terdapat delapan kasus rabies.

"Dari total 51 desa/kelurahan di Jembrana, sebanyak 35 di antaranya kini masuk zona merah rabies," tambahnya.

Meski pemerintah daerah gencar melakukan vaksinasi, cakupan vaksinasi di Jembrana dinilai masih rendah.

Dari populasi anjing sebanyak 41.668 ekor, baru 40,89 persen yang sudah divaksin hingga 23 September 2025.

"Capaian vaksinasi masih jauh dari maksimal. Kita harus fokus, merencanakan pengendalian penyakit secara matang, menyediakan vaksin, dan yang paling penting adalah komitmen petugas untuk melaksanakan vaksinasi secara tuntas," jelasnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Made Dwi Maharimbawa, menyebutkan dalam kegiatan vaksinasi serangkaian World Rabies Day 2025, sebanyak 405 HPR divaksinasi dan 93 ekor menjalani sterilisasi.

Acara vaksinasi itu digelar di Rest Area Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, pada Minggu (28/9/2025)

Dorongan Pemprov Bali

Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, menegaskan bahwa kasus rabies masih menjadi perhatian serius. Hingga kini, Bali masih berstatus zona merah rabies.

"Data kami menunjukkan vaksinasi HPR di Jembrana relatif lebih rendah dibandingkan kabupaten lain di Bali. Karena itu, melalui peringatan Hari Rabies Sedunia ini, kami push vaksinasi ke Jembrana," kata Dewa Indra.

Menurut dia, kasus gigitan HPR bahkan masih menimbulkan kematian di Jembrana.

"Tim kami menyebar ke desa-desa. Kami sudah berkomunikasi dengan Pemkab Jembrana agar jadwal vaksinasi per desa segera disusun, terutama di zona merah," ujarnya.

Dewa Indra menambahkan, Pemprov Bali melibatkan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan sejumlah organisasi non-pemerintah untuk mempercepat vaksinasi.

"Kami minta masyarakat yang memiliki anjing maupun kucing untuk mendatangi lokasi vaksinasi. Dengan cara itu, cakupan bisa cepat meluas," katanya.

Selain upaya pemerintah, kesadaran masyarakat dianggap sangat penting dalam pengendalian rabies.

"Kesadaran untuk memvaksin binatang peliharaan sangat menentukan. Kalau bisa 100 persen HPR tervaksinasi," ujarnya.

https://denpasar.kompas.com/read/2025/09/29/132413578/ada-97-kasus-rabies-di-jembrana-vaksinasi-anjing-baru-40-persen

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com