Masyarakat di Kabupaten Karangasem masih berjuang menghadapi genangan air yang tak kunjung surut.
Hingga hari ini, Senin (29/9/2025), ketinggian air masih mencapai sekitar 30 cm, terutama di jalan desa dan wilayah kebun.
I Nyoman Sokowijaya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Karangasem, mengungkapkan bahwa sejak 9 September 2025, banjir telah menggenangi wilayah Tengading dengan kedalaman lebih dari 150 cm.
Angka ketinggian itu merupakan tiga kali lipat dari banjir tahun sebelumnya.
"Dapat saya sampaikan bahwa air Tukad Betel meluap akibat merendahnya Tanggul Bronjong. Dampaknya, air sungai masuk ke permukiman dan kebun warga," ujar Sokowijaya saat dihubungi pada Senin.
Sokowijaya menambahkan bahwa berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, termasuk pemompaan air dan koordinasi dengan pihak terkait.
Namun, upaya tersebut terkendala karena beberapa daerah di kabupaten dan kota juga mengalami banjir.
"Pimpinan daerah sudah sempat beberapa kali meninjau lokasi dan memberikan arahan dalam upaya penanganan. Sampai saat ini, pos kesehatan, bantuan sembako, dan pemompaan masih terus dilakukan," katanya.
Dia juga mencatat bahwa debit air yang sangat besar mengakibatkan proses penurunan air berlangsung lambat, terutama setelah hujan kembali turun pada 18 September 2025.
"Masyarakat dan pemerintah terus berupaya dengan membuat tanggul untuk mencegah luapan air sungai dan memompa sisa air yang masih tergenang," tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Bali, I Wayan Koster, pada Sabtu (27/9/2025), mengungkapkan telah bertemu dengan Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, untuk melaporkan penanganan banjir di Bali.
Koster menyatakan bahwa situasi di Bali telah kembali normal.
"Kami melaporkan mengenai kejadian banjir dan dampak banjir di Bali, yang sudah bisa diatasi dengan cepat. Situasi sudah normal kembali," kata Koster.
https://denpasar.kompas.com/read/2025/09/29/223117778/genangan-akibat-banjir-bali-tak-juga-surut-ketinggian-air-di-karangasem