Salin Artikel

Komdigi Bakal Buka Garuda Spark Innovation Hub di Bali

GSIH dirancang sebagai wadah kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia.

Informasi itu disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid saat hadir dalam acara Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) Conference di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, pada Sabtu (11/9/2025).

"Kami (sebelumnya) meluncurkan dua innovation hub, yakni Garuda Spark Innovation Hub di Jakarta dan Bandung. Akan buka di Bali, Medan, dan daerah lainnya. Selain memberi literasi digital, juga sebagai wadah untuk teman-teman game developer," kata Meutya.

Dia mengakui bahwa selama ini industri game di Indonesia sangat kreatif dan sudah cukup mandiri. Sementara itu, pemerintah mendukung dalam bentuk regulasi dan menjadi fasilitator.

"Indonesia mendukung para game developers melalui dua cara, di antaranya melalui regulasi, yakni Perpres Nomor 19 Tahun 2024 dan menjadi fasilitator," ujarnya. 

Menurutnya, sebagai fasilitator, pemerintah mendukung dengan rutin mengadakan IGDX bersama Asosiasi Game Indonesia (AGI).

Melalui wadah tersebut, diharapkan bisa menyambungkan antara game lokal dengan investor dan dunia.

"Sekaligus menjaga ruang digital tetap aman. Tetap kita awasi agar game-nya tetap berisi. Tentu harus menarik, tetapi juga ada muatan lokal. Yang membawa nama Indonesia ke mancanegara. Membawa kearifan lokal, budaya, dan tentunya aman untuk anak-anak," ujar Meutya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, para gamers di Indonesia, khususnya anak-anak, ke depannya tidak akan bisa lagi sembarangan mengakses segala jenis permainan.

Kementerian Komunikasi dan Digital RI bakal mulai menerapkan Indonesian Game Rating System (IGRS).

IGRS diluncurkan bersamaan dengan acara Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) Conference di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (11/10/2025).

Meutya Hafid menyampaikan bahwa IGRS menjadi rating system nasional pertama di ASEAN.

"Eropa sudah biasa dengan sistem ini. Korea sudah menerapkan IGRS. Pada prinsipnya untuk melindungi industri game dan di saat yang bersamaan juga melindungi para gamers, khususnya anak-anak," kata Meutya usai menyampaikan sambutan dan meluncurkan IGRS.

Dengan adanya sistem ini, dia berharap para orangtua pun jadi lebih tenang. Para developer games akan memberikan rating terhadap karya mereka.

"Jadi pada tahun 2026, diharapkan game yang beroperasi di Indonesia sudah memiliki angka rating. Mulai untuk 3 tahun, 7 tahun, 13 tahun, 15 tahun, dan 18 tahun ke atas. Sehingga nantinya memberi kepercayaan kepada pelaku game, khususnya orangtua," ujar Meutya.

https://denpasar.kompas.com/read/2025/10/11/154943578/komdigi-bakal-buka-garuda-spark-innovation-hub-di-bali

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com