Yona yang sehari-hari bekerja di media massa ini merasa cepat lelah saat beraktivitas di luar ruangan.
Padahal, Yona menghabiskan waktu selama 3 sampai 6 jam berada di luar lapangan saat bekerja.
Bahkan, Yona juga tidak nyaman saat beristirahat di dalam rumah saking gerahnya. Udara terasa gerah dari pagi sampai subuh dini hari.
"Aktivitas sehari-hari di rumah saja terganggu, walaupun pakai kipas masih gerah. Mau tidur malam juga enggak nyaman, apalagi kalau beraktivitas di lapangan panas banget," katanya, Jumat (17/10/2025).
Hal senada juga disampaikan warga lain bernama Ita (35). Ia yang masih satu profesi dengan Yona sering merasa pusing setelah mengendarai sepeda motor di tengah kepadatan lalu lintas dan udara yang panas.
"Panasnya kebangetan, panas dari aspal dan panas matahari menyatu ke wajah dan seluruh tubuh saat berkendara di jalan. Kalau mau lanjut beraktivitas terpaksa istirahat dulu 5 sampai 10 menit biar bisa konsentrasi," katanya.
Hal ini juga dipengaruhi oleh tutupan awan yang minim sehingga panas dari matahari terasa secara langsung.
BBMKG Wilayah III Denpasar mencatat, suhu uhu udara maksimum tercatat berkisar antara 32-34 derajat celcius sejak 4 Oktober 2024 lalu. Kelembapan udara tercatat sekitar 80-90 persen sehingga membuat udara terasa gerah.
"Suhu Udara maksimum mencapai 34 derajat celcius ini tercatat di Stasiun Geofisika Sanglah, Denpasar sejak tanggal 4 Oktober 2025 dengan nilai yang berfluktuasi setiap harinya. Kelembaban udara yang cukup tinggi hingga mencapai 80-90 persen, membuat udara juga terasa gerah," katanya.
Kondisi panas dan gerah ini diprediksi masih akan berlangsung selama oktober hingga awal November 2025.
Masyarakat diimbau untuk tetap terhidrasi atau minum dalam jumlah cukup, menggunakan topi atau tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan dan waspada terhadap perubahan kondisi cuaca.
https://denpasar.kompas.com/read/2025/10/17/171323378/cuaca-panas-di-bali-warga-aktivitas-di-rumah-saja-terganggu-tidur-malam