Kapal ini menjadi jenis trimaran atau kapal lambung tiga pertama yang berlabuh di Benoa Marina, Denpasar.
Operasional Benoa Marina, Rey Andrew Handoko, menyatakan kapal ini berasal dari Inggris. Panjangnya mencapai 16,4 meter dan lebar 9 meter.
"Sejak kami beroperasi tahun 2019, kapal dengan jenis lambung tiga, baru pertama kali masuk di sini."
"Dari spek kapal, terasa sangat spesial karena lambungnya ada tiga. Kapal dengan desain seperti ini, ketika di laut akan lebih stabil dibanding yang lambung dua atau satu," jelas Andrew.
Dengan kunjungan jenis trimaran pertama ini, Andrew berharap dapat mengundang komunitas kapal trimaran lainnya datang ke Bali.
Dengan begitu akan meramaikan dunia pariwisata kapal asing di Indonesia.
Selama 2025, hingga November sudah ada 55 kapal yang bersandar di Benoa Marina.
"Kapal seperti ini biasanya sailing di seluruh dunia, sampai di Indonesia. Ketika masuk di suatu kawasan, untuk mengisi logistik, BBM, makanan dan istirahat," imbuhnya.
Rencananya Kapal Hypergamy ini akan bersandar di Bali sampai 7 Desember 2025.
Andrew mengatakan tidak ada perbedaan biaya sandar antara kapal lambung tiga maupun dua.
"Perbedaan biaya ada pada Gross Tonnage kapal. Estimasi per day Rp 1 juta," kata dia.
Sementara itu, operasional manager Kokoba Marine Indonesia yang menjadi agen kapal ini, Fredy Yulius Prasetya, mengungkapkan perlu waktu 10 sampai 12 hari dari Biak untuk sampai di Bali.
"Cuaca sangat memengaruhi. Sebetulnya kapal dijadwalkan datang tanggal 28 November. Tapi karena cuaca, akhirnya terlambat," ujar dia.
Kapal jenis ini disebut lebih irit karena dalam pelayarannya lebih banyak memanfaatkan layar. Mesin hanya digunakan saat manuver di area pelabuhan.
"Di laut lepas akan menggunakan layar dan bergerak full dengan menggunakan tenaga angin," ungkap dia.
Kompas.com diizinkan Kapten Hypergamy, Audacity Pharos, untuk masuk dan melihat bagian dalam kapal.
Baginya, kapal tipe ini sangat spesial dan tidak biasa. Dia mengatakan kapal ini teregistrasi di Inggris, tapi kali ini memulai pelayaran dari Selandia Baru.
Di dalam kapal terdapat ruang kerja, dapur, toilet, kamar tidur untuk kapten dan kru.
Bahkan di kamar kru, juga dilengkapi dengan kaca di bagian bawah kapal sehingga bisa melihat secara langsung ikan-ikan di laut.
Seraya menunjukkan globe, Audacity Pharos bercerita mereka memulai pelayaran dari Auckland, Selandia Baru, dengan total perjalanan hingga lima bulan.
Dalam trip kali ini dia dibantu oleh tiga kru.
"Kami berlayar melalui Fiji, Vanuatu, Solomon, Papua New Guinea, sampai Biak, Papua. Nanti kami jalan-jalan dan melihat budaya Bali. Ini pertama kali saya di sini. Setelah Bali kami akan lanjut ke Singapura," ungkap dia.
https://denpasar.kompas.com/read/2025/11/30/223139878/kapal-hypergamy-asal-inggris-tiba-di-bali-trimaran-pertama-yang-berlabuh-di