Salin Artikel

Pencuri Kartu Kredit Jeon Hye Bin di Bali Libatkan WN China-Mongolia, Transaksi hingga ke Uganda

Pelaku terdiri atas 4 warga negara Indonesia, 2 warga China, dan 4 warga negara Mongolia.

Pengungkapan ini bermula saat artis Korea Selatan Jeon Hye Bin berlibur di kawasan Ubud.

Suami Jeon saat itu hendak membayar barang belanjaan.

Namun saat itu ia mendapati kartu kreditnya telah hilang.

Hal ini pun langsung dilaporkan ke Polsek Ubud.

Dari laporan itu, aparat kepolisian langsung menelusuri notifikasi transaksi digital yang muncul tak lama setelah kehilangan.

Mengejutkan bahwa transaksi yang dilakukan para pelaku justru sampai ke Uganda, selebihnya di Indonesia.

Tim gabungan Satreskrim Polres Gianyar dan Polsek Ubud kemudian menyisir CCTV, mengumpulkan saksi.

Berdasarkan penyelidikan dan pengintaian yang membutuhkan waktu, seluruh pelaku beserta barang bukti pun berhasil diamankan.

4 WNI yang ditangkap masing-masing berinisial PT alias Putu, IKPS alias Made, HL alias Har, dan JW alias Jo, seluruhnya bertindak sebagai penyedia mesin Electronic Data Capture (EDC).

2 pelaku WNA China, yaitu TW Hua alias Sam dan JWW alias Dave, berperan sebagai perantara mesin EDC.

Eksekutor pencurian di lapangan adalah 4 WNA Mongolia yang berinisial MK alias Jigurr, SA alias Shar, SD alias Soko, dan GZ alias Zolo.

Kapolres Gianyar, AKBP Chandra C Kesuma membenarkan hal tersebut.

Kata dia, berdasarkan pemeriksaan lebih mendalam, pelaku telah melakukan aksinya beberapa kali, dengan beroperasi di lokasi-lokasi wisata padat pengunjung seperti Puri Ubud, Monkey Forest, Jalan Raya Ubud, dan kawasan Ubud Kaja.

Adapun jumlah korban yang berhasil terungkap sebanyak 5 orang, yang seluruhnya wisatawan asing, yakni 3 warga negara Korea Selatan dan 2 warga negara China.

Masing-masing mengalami kerugian hingga ratusan juta Rupiah setelah kartu kredit mereka digunakan dalam transaksi ilegal.

"Sindikat ini bekerja terstruktur, masing-masing dengan peran yang saling berkaitan. Eksekutor di lapangan semuanya warga negara Mongolia,” ujar Chandra.

Ia menyebut modus mereka dilakukan dengan cara mengambil dompet dari tas korban tanpa disadari, lalu menggesek kartu kredit menggunakan mesin EDC yang telah disiapkan.

“Kartu kreditnya langsung digesek dan dananya dikirim ke luar negeri. Ada juga yang dikirim ke rekening di Indonesia,” ujarnya.

Barang bukti yang disita mencakup 3 mesin EDC Bank Rakyat Indonesia dengan berbagai akun perusahaan, 9 unit telepon seluler, tas slempang, kartu ATM, serta pakaian yang digunakan para pelaku saat melakukan aksinya.

"Barang bukti tersebut kini dijadikan dasar penguatan penyidikan kasus," ujarnya.

Atas perbuatannya, para pelaku dijerat Pasal 363 KUHP atau Pasal 480 KUHP juncto Pasal 53 dan 56 KUHP dengan ancaman maksimal tujuh tahun penjara.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Pencuri Kartu Kredit Artis Korea Jeon Hye Bin Ditangkap di Bali, Pelaku Lintas Negara, 4 WNI & 6 WNA.

https://denpasar.kompas.com/read/2025/12/04/200132878/pencuri-kartu-kredit-jeon-hye-bin-di-bali-libatkan-wn-china-mongolia

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com