Kepala Desa Wanagiri, Made Suparanton menyampaikan pohon itu tumbang pada Sabtu (6/12/2025) malam.
Pada Senin (8/12/2025) pihaknya mendata dampak kerusakannya yang ditimbulkan.
Ia menyebut kerusakan cukup besar, terutama pada bangunan suci di dalam pura yang hancur hingga 90 persen.
Ia menjelaskan pohon tersebut roboh sekitar pukul 20.30 Wita, tak lama setelah hujan deras mengguyur kawasan perbukitan tersebut.
Selain menimpa pura, batang pohon juga melintang di jalur utama Singaraja–Denpasar sehingga arus lalu lintas sempat tersendat.
"Pohon besar di sisi Pura Bukit Arca tumbang dan menimpa bangunan pura. Pohon lain yang berada di dekatnya ikut ambruk ke badan jalan," ujar Made, Senin (8/12/2025).
Sementara itu, berdasarkan asesmen Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, pohon yang tumbang berasal dari tebing di sisi pura dan menimpa sejumlah sarana penting.
Batang pohon besar itu merusak empat pelinggih atau tempat persembahyangan, atap gedong simpen atau bangunan penyimpanan.
Bangunan berukuran 5,5 meter x 2,5 meter itu jebol tertimpa pohon serta tiang listrik
Satu patung dan piasan di area pura mengalami kerusakan total.
"Nilai kerusakan diperkirakan mencapai Rp 40 juta," ucap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng, I Gede Suyasa.
Ia menyebutkan proses pendataan masih berlangsung.
"Saat ini sedang dalam proses asesmen. Nanti akan kami informasikan lebih lanjut," ujarnya.
Tidak hanya bangunan suci, pohon raksasa juga merobohkan sebuah tiang listrik hingga kabel induk melintang di tengah jalan.
Hal ini membuat pengendara tidak bisa melintas dan menyebabkan gangguan aliran listrik di sekitar lokasi.
https://denpasar.kompas.com/read/2025/12/08/080102378/pohon-raksasa-tumbang-4-tempat-persembahyangan-pura-di-buleleng-rusak