DENPASAR, KOMPAS.com - Sejumlah warga yang berkunjung ke Lapangan Renon, Denpasar, dilaporkan menolak cek suhu menggunakan thermo gun di bagian dahi.
Sejumlah warga itu meminta petugas mengecek suhu tubuh mereka di bagian tangan.
"Ada beberapa, tidak semua," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar Ida Bagus Joni Ariwibawa saat dihubungi, Kamis (23/7/2020).
Insiden penolakan itu terjadi pada Selasa (21/7/2020). Ariwabawa mengatakan, mereka percaya thermo gun bisa merusak otak.
Isu tersebut sempat ramai jadi perbincangan di media sosial. Hal itu membuat mereka takut.
"Kemarin itu kan gara-gara mereka baca di medsos yang katanya ada radiasi thermo gun. Jadi mereka takut. Ada sih beberapa mereka. Tapi sudah dikonfirmasi dan diklarifikasi tidak benar," kata dia.
Baca juga: [HOAKS] Thermo Gun atau Termometer Tembak Bisa Merusak Otak
Sosialisasi
Ariwibawa menyebut, pihaknya telah memberikan sosialisasi kepada warga yang menolak diperiksa menggunakan thermo gun tersebut.
Petugas, kata dia, memberi tahu warga bahwa alat tersebut tak berbahaya untuk otak.
"Kita klarifikasi itu pakai infra red enggak laser, jadi enggak ada gelombang (yang merusak otak)," katanya.
Sejak penerapan tatanan normal baru, warga sudah diizinkan mengunjungi tempat publik, seperti Lapangan Renon di Denpasar.
Meski begitu, tim dari gugus tugas tetap memeriksa suhu tubuh pengunjung yang datang. Pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermo gun itu dilakukan secara acak.