DENPASAR, KOMPAS.com- Seorang pria Warga Negara Asing (WNA) asal Kanada berinisial JDC (34), yang membuat video menari telanjang di Gunung Batur, Kintamani, Bangli, Bali, mengalami trauma usai videonya viral di media sosial.
Hal tersebut disampaikan Kakanwil Kemenkumham Bali Jamaruli Manihuruk saat mengelar konferensi pers di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar, Renon, Denpasar pada Senin (25/4/2022).
Baca juga: WNA Kanada Menari Telanjang di Gunung Batur Bali, Kemenkumham: Ternyata Aktor di Netflix
Dalam kesempatan tersebut, WNA yang diketahui berprofesi sebagai aktor pengisi suara film animasi di Netflix ini tidak ikut dihadirkan.
"WNA biasanya kami bawa tapi kalau ada penyakit seperti itu trauma tentunya kita tidak bisa kita paksakan. Nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan malah berbalik pada kita," kata Jamaruli.
Jamaruli mengatakan pihaknya belum bisa menentukan waktu pendeportasian terhadap WNA ini karena masih menunggu hasil pemeriksaan tim medis terkait trauma yang dialaminya.
Baca juga: WNA Asal Kanada yang Menari Telanjang di Gunung Batur Terinspirasi Tarian Suku Maori
Saat ini WNA tersebut diinapkan di Rumah Detensi Imigrasi Denpasar.
"Jadi kita serahkan ke tim medis. Kalau dikatakan belum layak berangkat, itu bisa dideportasi lebih lama," katanya.
Baca juga: WNA Kanada Menari Telanjang di Gunung Batur Bali, Kemenkumham: Ternyata Aktor di Netflix
Selain memeriksa kondisi psikologi, petugas medis juga akan memeriksa kondisi kesehatan WNA tersebut. Dia mengaku mengidap penyakit osteoporosis tapi masih bisa mendaki Gunung Batur.
"Itu bisa dilakukan dan kita akan melihat kalau pengakuan saja enggak ada rekaman mediknya, kita perlu lihat," kata dia.
Jamaruli memastikan pihaknya juga akan mendalami terkait keterlibatan orang yang membantu WNA ini saat membuat video di Gunung Batur.
Baca juga: Viral, Video Bule Menari Telanjang di Gunung Batur Bali, Ternyata WNA Asal Kanada
"Yang merekam akan diperiksa kalau dia terlibat di situ. Bisa saja, enggak tertutup kemungkinan. Kita lihat nanti," katanya.
Jamaruli mengatakan pihaknya langsung mengambil tindakan tegas dalam kasus ini untuk mejadi pengingat bagi para wisatawan mancanegara lainnya agar tidak mencoba melakukan hal yang serupa.
"Ada kejadian seperti ini langsung kita pulangkan sehingga menjadi contoh yang perlu diperhatikan WNA lainnya dan tidak mengikuti kegiatan seperti ini," kata Jamaruli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.