Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarau Panjang, Debit Air Bendungan Palasari di Jembrana Mengering

Kompas.com - 03/10/2023, 18:42 WIB
Hasan,
Andi Hartik

Tim Redaksi

JEMBRANA, KOMPAS.com - Debit air Bendungan Palasari di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, mengering dampak kemarau panjang. Akibatnya, masyarakat di sekitar bendungan mengalami kekurangan air bersih.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Jembrana I Putu Agus Artana Putra mengatakan, bendungan Palasari mengalami penurunan debit air cukup signifikan.

Awalnya, bendungan tersebut mampu menampung hingga sekitar 8 juta meter kubik air. Namun, karena terjadi sendimentasi beberapa tahun terakhir, kapasitas daya tampungnya menurun menjadi 7 juta kubik.

Baca juga: Hiu Paus Sepanjang 7 Meter Ditemukan Mati Terdampar di Jembrana Bali

Pihaknya telah melakukan asesmen surutnya debit air di Bendungan Palasari.

"Kemarin saat kami cek, menurut laporan petugas, debit air yang tersisa hanya 320.000 meter kubik. Sangat jauh berkurang penyimpanan airnya," ujarnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (3/10/2023).

Baca juga: Lewat Boga Tresna Werdha, Pemkab Jembrana Salurkan Makanan Bergizi untuk Lansia Terlantar

Ia menyebutkan, surutnya debit air di Bendungan Palasari merupakan dampak kemarau panjang. Tidak ada air mengalir yang mengisi bendungan. Sebab, sumber-sumber air di sekitarnya mengalami kekeringan.

Selain itu, di wilayah tersebut juga tidak turun hujan selama beberapa hari.

Menurut Agus, Kabupaten Jembrana termasuk dalam wilayah terdampak tanpa hujan. Dalam satu bulan, bisa terjadi tanpa hujan antara 11 hari hingga 20 hari.

"Namun hujan kebanyakan turun di wilayah Jembrana timur, sementara bendungan ada di wilayah barat sehingga agak kering," katanya.

"Kalau tidak ada suplai air lagi ke bendungan kemungkinan turun dan berkurang terus. Debit air sudah jauh di bawah standar cadangan minimal 30 persen dari daya tampung seluruhnya. Itu cuma sekitar 3 persen," imbuh dia.

Ia mengungkapkan, ada 10 subak atau kelompok pengairan sawah di 6 desa di Kecamatan Melaya, Jembrana, yang memanfaatkan air di bendungan tersebut. Dengan kondisi ini, pihaknya telah melakukan mitigasi bencana kekeringan.

"Sudah kami laporkan hasil pemantauan ke Dinas Pertanian dan Dinas PU (Pekerjaan Umum). Solusinya, kalau sudah masuk musim tanam padi mungkin bisa mengaktifkan sumur-sumur bor yang dikelola subak," ucapnya.

Ia menambahkan, dampak kekeringan ini juga dirasakan oleh masyarakat di desa-desa. Pihaknya telah menyuplai kebutuhan air warga sejak pertengahan Agustus lalu.

"Ada sekitar 200.000 liter hingga saat ini yang sudah kami suplai ke masyarakat untuk kebutuhan rumah tangga. Kemungkinan masih akan ada permintaan suplai air karena kemarau masih terjadi," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Denpasar
8 Kepala Negara dan 105 Menteri Dipastikan Hadiri WWF ke-10 di Bali

8 Kepala Negara dan 105 Menteri Dipastikan Hadiri WWF ke-10 di Bali

Denpasar
Heboh soal 'New Moscow' di Peta Canggu Bali, Sandiaga: Di Jakarta Ada K-Town

Heboh soal "New Moscow" di Peta Canggu Bali, Sandiaga: Di Jakarta Ada K-Town

Denpasar
Menparekraf Sandiaga Uno Tak Setuju 'Study Tour' Ditiadakan

Menparekraf Sandiaga Uno Tak Setuju "Study Tour" Ditiadakan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Denpasar
Suku Lamalera, Pemburu Paus yang Ulung dari Lembata

Suku Lamalera, Pemburu Paus yang Ulung dari Lembata

Denpasar
Negara Maritim tapi Belum Ada Kapal Riset Laut Canggih, Luhut: Memalukan

Negara Maritim tapi Belum Ada Kapal Riset Laut Canggih, Luhut: Memalukan

Denpasar
Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Luhut: Jangan Ada Menteri 'Track Record' Tidak Bagus

Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Luhut: Jangan Ada Menteri "Track Record" Tidak Bagus

Denpasar
Viral Nama New Moscow di Peta Canggu Bali, Polisi: Cuma Orang Iseng

Viral Nama New Moscow di Peta Canggu Bali, Polisi: Cuma Orang Iseng

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Menilik Lab Narkoba Rahasia di Bali, Barang Terlarang Diracik di Bunker Vila

Menilik Lab Narkoba Rahasia di Bali, Barang Terlarang Diracik di Bunker Vila

Denpasar
9.477 Delegasi dari 104 Negara Hadir di WWF 2024 Bali

9.477 Delegasi dari 104 Negara Hadir di WWF 2024 Bali

Denpasar
Buntut Adanya Pabrik Narkoba di Bali, Luhut Minta Pengawasan WNA Masuk Indonesia Diperketat

Buntut Adanya Pabrik Narkoba di Bali, Luhut Minta Pengawasan WNA Masuk Indonesia Diperketat

Denpasar
Saudara Kembar Asal Ukraina Jadi 'Koki' Pabrik Narkoba Bali

Saudara Kembar Asal Ukraina Jadi "Koki" Pabrik Narkoba Bali

Denpasar
Gempa M 5,5 Lombok Utara Terasa hingga Singaraja Bali

Gempa M 5,5 Lombok Utara Terasa hingga Singaraja Bali

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com